Daftar Isi:
  • PT Timah (Persero) Tbk, merupakan perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sektor usahanya adalah industri pertambangan timah, baik di darat (on shore) maupun penambangan dilaut (off shore). Pada TB 1.42 Pemali sering tidak tercapainya target produksi 100 ton Sn per bulan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan perlu melakukan kajian terhadap break even point (BEP) dan break even grade (BEG). Metode break even point merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat volume produksi terhadap pendapatan yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan pada saat titik impas. Hasil pengamatan dan perhitungan pada bulan April 2017 TB 1.42 Pemali PT Timah (Persero) Tbk menunjukkan jumlah produksi penambangan sebesar 63.58 ton Sn dengan total biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 7.524.733.421,00 yang terdiri dari biaya tetap Rp. 445.144.928,00 dan biaya tidak tetap Rp 3.079.588.493,00, total pendapatan yang dihasilkan sebesar Rp 11.126.500.000,00 serta memperoleh keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp 3.601.766.579, jumlah laju pemindahan tanah (LPT) sebesar 79.668 m3 terdiri dari 3.612 m3 Overburden dan 76.056 m3 lapisan Kaksa, sedangkan titik impas (break even point) produksi penambangan TB 1.42 Pemali PT Timah (Persero) Tbk pada bulan April 2017 berada pada produksi 42,99 ton Sn dengan total pendapatan Rp 7.523.250.000,00 dan nilai Break Even Grade (BEG) 0,49 kg/m3 Sn. Salah satu langkah untuk penghematan biaya penambangan dengan cara mengurangi biaya tidak terduga dari 10% menjadi 5% dan melakukan penghematan pemakaian BMM dengan cara menyediakan tempat istirahat siang di front kerja bagi semua operator alat berat dengan harapan bisa menghemat pemakaian BMM yang digunakan untuk perjalanan pulang pergi ke tempat istirahat makan siang.