Analisis kestabilan lereng tunggal menggunakan metode fellenius dan slide V.6.0 serta lereng keseluruhan dengan geostudio 2012 pada PIT I Banko Barat PT Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim - Sumatera Selatan
Main Author: | Devito Wirasto Simanjuntak, (NIM. 1031211019) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ubb.ac.id/1604/2/HALDEPAN.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/1/BAB%20I.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/3/BAB%20II.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/4/BAB%20III.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/6/BAB%20V.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ubb.ac.id/1604/ |
Daftar Isi:
- Lereng merupakan suatu kondisi topografi yang banyak dijumpai pada tambang terbuka yang sengaja dibuat oleh manusia dengan tujuan mengeksploitasi bahan galian yang ada. Longsor dapat terjadi pada setiap lereng yang terbentuk yang disebabkan oleh meningkatnya tegangan geser, menurunnya kuat geser pada bidang longsor atau keduanya secara simultan. Analisis kestabilan lereng dilakukan untuk memperoleh nilai faktor keamanan dari bidang longsor yang potensial di Pit 1 Banko Barat PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Penelitian dilakukan dengan membandingkan nilai Faktor Keamanan (FK) lereng tunggal Metode Fellenius secara manual terhadap Software Slide v.6.0 dan perhitungan faktor keamanan (FK) lereng keseluruhan dengan Software GeoStudio 2012. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada Lereng Tunggal 1 hingga Lereng Tunggal 9 diperoleh nilai faktor keamanan (FK) Lereng Tunggal 1 dibawah 1,25 dan Lereng Tunggal 2 hingga 9 diatas 1,25. Dari nilai faktor keamanan yang diperoleh maka Lereng Tunggal 1 dalam kondisi kritis dan Lereng Tunggal 2 hingga 9 dalam kondisi stabil. Sementara analisis kestabilan Lereng Keseluruhan dengan menggunakan program GeoStudio 2012 diperoleh nilai Faktor Keamanan (FK) rata – rata yaitu 4,57 dengan demikian lereng dinyatakan dalam kondisi stabil. Kemudian dilakukan upaya peningkatan Faktor Keamanan (FK)Lereng Tunggal dengan mengubah geometri Lereng Tunggal yang sebelumnya pada sudut 55° menjadi 47° sehingga diperoleh kondisi lereng dalam keadaan stabil.