Daftar Isi:
  • Kelidang (A.lanceifolius Roxb.) adalah tumbuhan yang sering dimanfaatkan untuk membuat peti mati, kayu bakar, perahu dan perabot rumah tangga misalnya meja, kursi atau rak. Tumbuhan ini dapat ditemukan di Pulau Nangka Besar, Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati karakteristik habitat dan sebaran kelidang (A. lanceifolius Roxb.). Data ekologi diambil menggunakan metode purposive sampling dari tiga tipe ekosistem. Ketiga tipe ekosistem itu ialah; ekosistem hutan, ekosistem k el ek ak’ dan ekosistem kebun. Penentuan plot penelitian dilakukan setelah diketahui adanya tumbuhan kelidang di lokasi tersebut dan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor biotik dan faktor abiotik memberikan pengaruh terhadap habitat kelidang (A. lanceifolius Roxb.). Faktor biotik yang berhasil diamati di lokasi penelitian adalah produsen (gulma dan tanaman perkebunan), konsumen (tupai, kelelawar, burung, semut, lalat buah dan manusia) serta dekomposer (cacing, jamur dan rayap). Faktor abiotik terdiri dari cahaya matahari, udara, air dan tanah. Kelidang dapat ditemukan pada ketinggian (6-39 m) di atas permukaan laut, rentang intensitas cahaya sebesar (11,11x103-15,03x 103 lux), temperatur udara (30-36oC), dan kelembapan udara (42-52%). Karakteristik tanah menunjukkan bahwa tumbuhan ini hidup pada pH tanah (6,5-7), suhu tanah (26-31oC), kelembapan tanah (40,1-47,4%), densitas tanah (0,72-1,23 g/cm3), porositas tanah (54-73%), horizon O (4-10 cm), dan ketebalan serasah (8-20 cm). Ketiga tipe ekosistem memiliki pola sebaran mengelompok. Faktor lingkungan yang berkorelasi kuat dengan kelidang adalah ketinggian tempat dan ketebalan horizon O.