Studi etnobotani teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) pada masyarakat tionghoa di pulau Bangka
Main Author: | Mahgfira Putri Maulani, (NIM. 2031311015) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ubb.ac.id/1453/2/HAL%20DEPAN.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/1/BAB%20I.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/3/BAB%20II.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/4/BAB%20III.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/6/BAB%20IV.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/5/BAB%20V.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ubb.ac.id/1453/ |
Daftar Isi:
- Masyarakat Tionghoa di Pulau Bangka mempunyai tradisi membudidayakan tanaman teh.Selain itumasyarakat Tionghoa di Pulau Bangka juga mengolahdan memanfaatkan tanaman teh tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui asal, budidaya, pengolahan dan pemanfaatan teh oleh masyarakat Tionghoa di Pulau Bangka. Penelitian ini menggunakan metode wawancara (secara terbuka-mendalam) dan pengamatan langsung. Data lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman teh pertama kali dibawa oleh pedagang dari Cina ke Pulau Bangka sebagai tanaman yang ditanam pada pekarangan rumah (tanaman pagar) untuk pemenuhan kebutuhan akan teh, karena pada saat itu teh belum ada dijual seperti saat ini. Budidaya tanaman teh oleh masyarakat Tionghoa dilakukan dengan menggunakan biji dan stek batang. Penyeduhan daun teh dapat dilakukan secara langsung (segar), setelah dikeringkan dengan sinar matahari atau setelah diolah secara tradisional (meliputi tahap pelayuan, penggulungan, pengeringan sortasi dan pengemasan). Masyarakat Tionghoa memanfaatkan daun teh untuk dikonsumsi sehari-hari, diseduh (untuk ritual agama dan perkawinan) serta dijual.