TRADISI SELAMETAN KEMATIAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN BUDAYA

Main Author: Khairuddin, Moh.; Sekolah Pscasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Format: Article info eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: LP2M IAIN Mataram
Subjects:
Online Access: http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/lemlit/article/view/915
http://ejurnal.iainmataram.ac.id/index.php/lemlit/article/view/915/1158
Daftar Isi:
  • Berbicara tradisi orang Jawa tidak lepas dari akulturasi antara tiga agama yakni Hindu, Budha, dan Islam. Hasil dari gesekan tersebut melahirkan suatu tradisi Islam Jawa yang masih berbau Hindu dan Budha. Bagaimana akulturasi ini, digunakan paradigma antropologi-fenomenologi, meskipun menjadikan dokumen sebagai sumber utamanya. Fenomenologi digunakan untuk memahami pemaknaan tradisi selametan, dan pendekatan normatif digunakan untuk perspektif Islam. Dapat diketahui bahwa masyarakat Jawa dikenal mempunyai suatu tradisi dalam berbagai ritual yang merupakan sebuah gambaran atau wujud ekspresi yangdilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu warisan tersebut adalah selametan kematian yang merupakan sebagai suatu rasa tanggungjawab apabila ada orang yang meninggal dunia, baik itu keluarga sendiri, maupun tetangga. Orang Jawa pada umumnya masih percaya bahwa roh orang yang meninggal (makhluk halus) itu masih hidup dialam kubur/alam barzah dan lambat laun akan pergi dari tempat tinggalnya. Kepercayaan orang Islam Jawa terhadap orang yang telah meninggal dunia perlu dikirim do’a, maka timbul suatu kebiasaan kirim do’a dikalangan masyarakat, sehingga perlu diadakan ritual tahlilan. Studying about Javanese tradition is cannot be separated from acculturation among Hinduism, Buddhism, and of course Islam. The result of this acculturation generates a tradition called Javanese Islam which incorporates Hinduism and Buddhism tradition. How do these cultures acculturate? Through anthropology – phenomenology, this research studies such acculturation through examining documents as the source of data. Phenomenology is applied to understand the interpretation of selametan, and normative approach is applied with Islamic perspective. The study reveals that Javanese people are well known in having a tradition and some rituals which become the description or manifestation of expression in daily lives. One of these inheritances is death selametan as a responsibility for the death families or relatives. Javanese people generally believe that the spirit of death people is still alive in the grave or in after life and in several times the spirit will leaves his home. The belief of Islamic Javanese people is it is obligatory to send prayers for the spirits; therefore it’s necessary to held selametan rituals