Penanganan Pascapanen Untuk Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Komoditas Kakao

Main Author: Munarso, S. Joni; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
Other Authors: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian , 2016
Subjects:
Online Access: http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943/5730
ctrlnum article-5943
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><title lang="en-US">Penanganan Pascapanen Untuk Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Komoditas Kakao</title><creator>Munarso, S. Joni; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian</creator><subject lang="en-US">Cocoa; postharvest handling;quality;competitiveness</subject><description lang="en-US">ABSTRACTDetermination of cocoa production growth rate of 3.9% per year must be complemented by increasing competitiveness of cocoa in order to assure that cocoa production could provide added value and prosperity for farmers. The weakness of Indonesian cocoa in market competition mainly occurs due to the low quality of cocoa beans, caused by high levels of nonfermented beans (&amp;gt;3%) and impurity content (&amp;gt;2%). Meanwhile, the market also implemented food safety requirements as well as taste preferences that need to be anticipated by implementing fermentation process. Technology for fermentation of cocoa beans has already been available, but innovation on policy still seems to need improvement. Fermentation institution needs to be built, including through revitalization of processing unit by making it as business entities, which are well managed to obtain&#xA0; economical, social and environmental benefit optimally. Farmers and traders also need to implement good agricultural and good handling practices. Therefore, guidance of implementation and intensive assistanceneed to be prepared. Consequently, agricultural activities are needed to be revitalized.Keywords: Cocoa, postharvest handling, quality, competitivenessabstrakPenetapan laju pertumbuhan produksi kakao sebesar 3,9% per tahun harus diimbangi dengan peningkatan daya saing agar produksi kakao mampu memberikan nilai tambah dan kesejahteraan bagi petani. Kelemahan kakao Indonesia dalam persaingan di pasar global terutama adalah mutu biji rendah karena tingginya kadar biji tidak difermentasi (&amp;gt; 3%) serta kadar kotoran (&amp;gt; 2%). Selain itu, pasar juga menerapkan persyaratan keamanan pangan yang ketat dan preferensi cita rasa konsumen yang perlu diantisipasi antara lain dengan menerapkan proses fermentasi. Inovasi teknologi fermentasi biji kakao telah tersedia, namun inovasi kebijakan masih perlu penyempurnaan. Kelembagaan fermentasi perlu dibangun, di antaranya melalui revitalisasi unit pengolahan hasil (UPH) dengan menjadikan UPH sebagai unit bisnis yang dikelola secara terorganisir untuk mendapat manfaat ekonomis, sosial, dan lingkungan secara optimal. Penerapan kaidah praktik pertanian dan penanganan yang baik juga perlu dilakukan oleh petani maupun pedagang pengumpul. Untuk itu panduan pelaksanaan dan pendampingan secara intensif perlu disiapkan. Penerapan praktik pertanian dan pengolahan yang baik perlu didukung dengan revitalisasi penyuluhan.</description><publisher lang="en-US">Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian</publisher><contributor lang="en-US">Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian</contributor><date>2016-09-30</date><type>Journal:Article</type><type>Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion</type><type>Journal:Article</type><type>File:application/pdf</type><identifier>http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943</identifier><identifier>10.21082/jp3.v35n3.2016.p111-120</identifier><source lang="en-US">Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Vol 35, No 3 (2016): September 2016; 111-120</source><source>2541-0822</source><source>0216-4418</source><language>eng</language><relation>http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943/5730</relation><rights lang="en-US">Copyright (c) 2017 Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian</rights><rights lang="en-US">http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0</rights><recordID>article-5943</recordID></dc>
language eng
format Journal:Article
Journal
Other:info:eu-repo/semantics/publishedVersion
Other
File:application/pdf
File
Journal:eJournal
author Munarso, S. Joni; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
author2 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
title Penanganan Pascapanen Untuk Peningkatan Mutu Dan Daya Saing Komoditas Kakao
publisher Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
publishDate 2016
topic Cocoa
postharvest handling
quality
competitiveness
url http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/5943/5730
contents ABSTRACTDetermination of cocoa production growth rate of 3.9% per year must be complemented by increasing competitiveness of cocoa in order to assure that cocoa production could provide added value and prosperity for farmers. The weakness of Indonesian cocoa in market competition mainly occurs due to the low quality of cocoa beans, caused by high levels of nonfermented beans (&gt;3%) and impurity content (&gt;2%). Meanwhile, the market also implemented food safety requirements as well as taste preferences that need to be anticipated by implementing fermentation process. Technology for fermentation of cocoa beans has already been available, but innovation on policy still seems to need improvement. Fermentation institution needs to be built, including through revitalization of processing unit by making it as business entities, which are well managed to obtain economical, social and environmental benefit optimally. Farmers and traders also need to implement good agricultural and good handling practices. Therefore, guidance of implementation and intensive assistanceneed to be prepared. Consequently, agricultural activities are needed to be revitalized.Keywords: Cocoa, postharvest handling, quality, competitivenessabstrakPenetapan laju pertumbuhan produksi kakao sebesar 3,9% per tahun harus diimbangi dengan peningkatan daya saing agar produksi kakao mampu memberikan nilai tambah dan kesejahteraan bagi petani. Kelemahan kakao Indonesia dalam persaingan di pasar global terutama adalah mutu biji rendah karena tingginya kadar biji tidak difermentasi (&gt; 3%) serta kadar kotoran (&gt; 2%). Selain itu, pasar juga menerapkan persyaratan keamanan pangan yang ketat dan preferensi cita rasa konsumen yang perlu diantisipasi antara lain dengan menerapkan proses fermentasi. Inovasi teknologi fermentasi biji kakao telah tersedia, namun inovasi kebijakan masih perlu penyempurnaan. Kelembagaan fermentasi perlu dibangun, di antaranya melalui revitalisasi unit pengolahan hasil (UPH) dengan menjadikan UPH sebagai unit bisnis yang dikelola secara terorganisir untuk mendapat manfaat ekonomis, sosial, dan lingkungan secara optimal. Penerapan kaidah praktik pertanian dan penanganan yang baik juga perlu dilakukan oleh petani maupun pedagang pengumpul. Untuk itu panduan pelaksanaan dan pendampingan secara intensif perlu disiapkan. Penerapan praktik pertanian dan pengolahan yang baik perlu didukung dengan revitalisasi penyuluhan.
id IOS511.article-5943
institution Kementrian Pertanian
institution_id 72
institution_type library:special
library
library Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
library_id 17
collection Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian
repository_id 511
subject_area Agriculture, Biological Sciences & Forestry
Decision Sciences, Operations Research & Management
city BOGOR
province JAWA BARAT
repoId IOS511
first_indexed 2017-02-25T10:36:34Z
last_indexed 2018-03-09T19:01:50Z
recordtype dc
merged_child_boolean 1
_version_ 1800763106591244288
score 17.13294