POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN PADA KAWASAN HUTAN TANAMAN RAKYAT
Main Author: | Abidin, Zainal; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara Jalan Prof. Muhammad Yamin No. 89 Puwatu, Kendari, Kotak Pos 55, Kendari 93114, Indonesia Telp. (0401) 3125871, Faks. (0401) 3123180 |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/3081 http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jppp/article/view/3081/2685 |
Daftar Isi:
- Peningkatan produksi pangan menjadi salah satu target pemerintahdalam RPJM 2015-2019. Selama ini lahan sumber produksi panganutama ialah lahan kering dan lahan sawah yang luasnya terusmengalami penurunan. Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yangdicanangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya peningkatanproduksi kayu dapat menjadi sumber baru produksi pangannasional. Tanaman pangan dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman kehutanan. Pada kawasan HTR terdapat berbagaifaktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman di antaranyacahaya matahari, ketersediaan air, dan kesuburan tanah. Berkaitandengan hal tersebut, strategi pengembangannya ialah 1) pengembanganvarietas toleran naungan, misalnya untuk padi gogo varietasSitu Bagendit, Batu Tegi, Situ Patenggang, dan Limboto yang mampuberproduksi antara 2,41-4,37 t/ha; kedelai varietas Dena 1 danDena 2 dengan rata-rata hasil 1,69 dan 1,35 t/ha, serta beberapavarietas jagung yang mampu menghasilkan jagung kering pipil 3,9t/ha pada kondisi naungan 60%, 2) pengembangan berbasiskonservasi dengan menerapkan beberapa prinsip di antaranyapembuatan teras, guludan, rorak, pemanfaatan mulsa danpenanaman rumput, 3) pemanfaatan teknologi embung untukmenyimpan air hujan, dan 4) pengembangan terintegrasi denganternak dengan memanfaatkan serasah tanaman pangan untukpakan. Pemanfaatan lahan HTR sekitar satu juta ha (20% dari totalluas HTR saat ini) dapat memberikan tambahan produksi padi 1,5juta ton beras atau 3,9 juta ton jagung pipil atau 1,35 juta ton kedelai.