PENGARUH PELUMPURAN DAN INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP EVAPOTRANSPIRASI BAWANG MERAH VARIETAS LEMBAH PALU DAN BEBERAPA SIFAT FISIKA TANAH PADA ENTISOL GUNTARANO
Main Author: | Masere, Abdullah Dg. |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
AGROTEKBIS
, 2015
|
Online Access: |
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Agrotekbis/article/view/4722 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Agrotekbis/article/view/4722/3580 |
Daftar Isi:
- Sebagian wilayah Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah merupakan sentra produksi bawang. Terdapat dua masalah utama yang menghambat pengembangan bawang di Lembah Palu, yaitu curah hujan tahunan rendah dan kedalaman efektif yang dangkal. Kondisi tersebut menyebabkan terbatasnya penyediaan air untuk dapat memenuhi pertumbuhan tanaman semusim, terutama bawang merah varietas lokal yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di desa Guntarano Kabupaten Donggala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh irigasi penggenangan dan pelumpuran terhadap laju evapotranspirasi tanaman Bawang Merah Varietas Lembah Palu dan beberapa sifat fisika tanah pada Entisol Guntarano. Penelitian rumah kaca dengan menggunakan rancangan acak lengkap dilakukan di Laboratorium Ilmu tanah Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret 2012 sampai September 2012. penelitian terdiri dari 2 faktor, yaitu interval irigasi dan pelumpuran. perlakuan interval irigasi terdiri dari 3 level, yaitu: interval irigasi 2 harian (w1), 4 harian (W2), dan 6 harian (W3). Perlakuan pelumpuran terdiri dari 3 level, yaitu tanpa pelumpuran (P0), pelumpuran 1 kali (P1) dan pelumpuran 2 kali (P2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi diantara perlakuan interval irigasi dan pelumpuran terhadap laju evapotranspirasi, bobot isi tanah, porositas total, dan konduktivitas hidraulik tanah jenuh. Laju evapotranspirasi tanah tertinggi terdapat pada perlakuan W2P1. Bobot isi tanah tertinggi terdapat pada perlakuak W3P2. Porositas total dan konduktivitas hidraulik tanah jenuh menunjukkan nilai tertinggi pada perlakuan-perlakuan W1P0.