ONOMATOPE DALAM CERITA ANAK-ANAK BAHASA MANDARIN
Main Authors: | Yulie Neila, Chandra, Gustini, Wijayanti |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Unsada
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unsada.ac.id/24/2/ONOMATOPE%20DALAM%20CERITA%20ANAKpdf.pdf http://repository.unsada.ac.id/24/ http://repo.unsada.ac.id/cgi/oai2 |
Daftar Isi:
- 象声词 Xiangshengci ‘Onomatope’ adalah kata tiruan bunyi, baik bunyi benda bernyawa maupun benda takbernyawa, seperti suara hewan, gerak perbuatan manusia, benda-benda alam, dan sebagainya. Onomatope banyak muncul di dalam cerita-cerita anak-anak dan remaja. Data yang berasal dari cerita anak-anak tersebut dianalisis menggunakan metode kajian padan dan distribusional. Onomatope dalam Bahasa Mandarin ada yang berpola tetap dan berpola tidak tetap. Onomatope yang berpola tetap umumnya berbentuk bisilabis reduplikasi. Bentuk tulis dan bunyi yang diwakilinya lebih ajek. Sebaliknya, onomatope yang berpola tidak tetap sebagian besar berasal dari ciptaan pengarang/penulis. Bentuk bunyi dan tulisannya tidak terlalu ajek. Karena itu, ruang lingkup penggunaannya lebih luas. Onomatope juga dapat berbentuk lebih dari dua silabel yang berbeda. Sebagian besar onomatope memiliki radikal 口kou ‘mulut’. Bentuk (汉字Hanzi) yang berbeda dapat merepresentasikan bunyi yang sama. Pada umumnya, onomatope berdiri sendiri membentuk klausa atau kalimat, yakni di depan suatu kalimat lain sehingga fungsinya seperti interjeksi. Onomatope dalam Bahasa Mandarin dapat menduduki berbagai fungsi sintaktis, namun yang utama adalah keterangan (adverbial) (状语) dan pewatas (atributif) (定语). Onomatope bahasa Mandarin bersifat fonosimbolis (simbolisme bunyi), dan berunsur ikonis. Padanan maknanya dalam bahasa Indonesia seringkali menggunakan verba yang menunjukkan bunyi suatu benda, gerak, atau perbuatan