KARAKTERISTIK DAN DERAJAT SESAK NAPAS PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DENGAN MENGGUNAKAN METODE MODIFIED MEDICAL RESEARCH COUNCIL (mMRC) DI RS DUSTIRA CIMAHI TAHUN 2018
Main Authors: | Irwanto Ichlas,dr.,Sp.KJ-K, I Wayan Agus Putra, dr.,SpP, Novia Kumala Beatrice/4111151101 |
---|---|
Format: | Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fk Unjani Press
, 2019
|
Online Access: |
http://103.10.61.12/elibrary/index.php?p=show_detail&id=71412 http://103.10.61.12/elibrary/lib/phpthumb/phpThumb.php?src=../../images/docs/1._COVER.jpg.jpg |
Daftar Isi:
- Abstrak Penyakit Paru Obstruktif Kronik ditandai dengan hambatan aliran udara yang persisten. Derajat sesak napas pada PPOK dapat diukur menggunakan kuesioner Modified Medical Research Council (mMRC). Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan melakukan interview pada pasien PPOK. Penelitian ini telah dilakukan terhadap 45 orang responden pasien PPOK di Poliklinik dan Bangsal Paru RS Dustira Cimahi pada bulan Desember 2018. Data diperoleh dari kuesioner dan data rekam medik yang disajikan dalam bentuk. Sebagian besar pasien di Poliklinik Paru mengalami derajat sesak napas pada kategori mMRC derajat 0 yaitu 13 orang (52%), mMRC derajat 1 sebanyak 10 orang (40%), mMRC derajat 2 sebanyak 2 orang (8%), dan tidak ada pasien yang termasuk kedalam kategori mMRC derajat 3 dan 4. Sedangkan di Bangsal Paru, sebagian besar mengalami derajat sesak napas pada kategori mMRC derajat 2 dan 3 yaitu sebanyak 8 orang (40%), tidak ada pasien yang termasuk kategori mMRC derajat 0, mMRC derajat 1 sebanyak 2 orang (10%), dam mMRC derajat 4 sebanyak 2 orang (10%). Berdasarkan karakteristik, sebagian besar pasien berusia >70 tahun yaitu sebanyak 15 orang (33,3%), dengan jenis kelamin mayoritas laki-laki sebanyak 29 orang (64,4%), berpendidikan terakhir SMA sebanyak 18 orang (72%), dan tidak bekerja sebanyak 31 orang (68,9%). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa karakteristik pada pasien PPOK terdiri dari usia, jenis kelamin, dan pekerjaan yang menjadi faktor risiko terjadinya PPOK. Derajat sesak napas yang diukur menggunakan metode mMRC memiliki perbedaan pada setiap individunya. Hal ini kemungkinan terjadi karena sesak napas secara kualitatif berbeda pada setiap individu pasien PPOK. Kata Kunci : derajat sesak napas, penyakit paru obstruktif kronik, modified medical research council