PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT (COMMUNITY BASED ECOTOURISM) DALAM RANGKA MENGENTASKAN KEMISKINAN DI DESA KARANGSONG KABUPATEN INDRAMAYU

Main Authors: Afriza, Lia, Kartika, Titing, Riyanti, Anti
Format: Article info application/pdf Document Journal
Bahasa: eng
Terbitan: CIPTA (Cakrawala Ilmu Pariwisata) untuk Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Jakarta , 2018
Online Access: http://journal.stpsahid.ac.id/index.php/jstp/article/view/128
http://journal.stpsahid.ac.id/index.php/jstp/article/view/128/95
http://journal.stpsahid.ac.id/index.php/jstp/article/view/128/109
http://journal.stpsahid.ac.id/index.php/jstp/article/view/128/110
Daftar Isi:
  • Referring to the RPJMD (long and medium term development plan) of West Java Province 2013-2018, the development area development policy is intended for economic improvement which is expected to provide an increase in people’s welfare, one of which is the development of Ciayumajakuning (Kabupaten and Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka and Kuningan). In this study locus of Indramayu Regency especially Karangsong Village chosen with consideration that Indramayu become part of development area with coastal and marine potency especially mangrove. This study aims to produce existing poverty alleviation model in Karangsong Village through tourism sector especially development of mangrove potency. Based on data from Karangsong Village (2014), the poverty rate in Karangsong is quite high at around 38.1%. or about 2192 people, whereas if viewed from the potential owned Karangsong has the potential of marine and coastal nature, especially mangrove that can be an opportunity in increasing public income. Mangrove not only as an economic approach but also its natural potential can be used as an effort to conserve nature so that future development pattern will be in accordance with the principle of tourism sustainable development. Another approach of poverty alleviation is also done through four strategy paths (four track strategy). The four-track economic development strategy includes pro-growth economic development, pro-job,pro poor, and pro environment. The method used in this research is observation and interview which is followed up by FGD (Focus Group Discussion). This research  involved various parties such as government, private (industry), association, and community, fisherman, farmer group so that the model form generated is a form of integration that can give multiplier effect in cross sectors where tourism acts as leading sector . Based on the results of research, the problems that occur in the management of mangrove area is the knowledge of the community itself. Meanwhile, the potential that is owned include natural resources mangrove area, river and the coastal. The models that can be developed in an effort to develop mangrove tourism potential in Karangsong area can be a collaboration model involving the community, government and tourism industry.
  • Mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018, kebijakan pembangunan wilayah pengembangan dimaksudkan untuk peningkatan ekonomi yang diharapkan dapat memberikan peningkatan kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah wilayah pengembangan Ciayumajakuning (Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Kuningan). Pada penelitian ini lokus Kabupaten Indramayu khususnya Desa Karangsong dipilih dengan pertimbangan bahwa Indramayu menjadi bagian wilayah pengembangan dengan potensi pesisir dan kelautan khususnya mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pengentasan kemiskinan yang ada di Desa Karangsong melalui sektor pariwisata khususnya pengembangan potensi mangrove. Berdasarkan data Desa Karangsong (2014) tingkat kemiskinan di Karangsong cukup tinggi yakni sekitar 38.1%. atau sekitar 2.192 orang, padahal jika dilihat dari potensi yang dimiliki Karangsong memiliki potensi alam laut dan pesisir khususnya mangrove yang dapat dijadikan peluang dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Mangrove tidak hanya sebagai pendekatan ekonomi namun juga potensi alamnya dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian alam sehingga kedepannya pola pengembangan ini akan sesuai dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan (tourism sustainable development). Pendekatan lain dari upaya pengentasan kemiskinan ini juga dilakukan melalui empat jalur strategi (four track strategy). Strategi empat jalur pembangunan ekonomi itu meliputi  pembangunan ekonomi yang pro pertumbuhan (pro growth), pro penciptaan lapangan pekerjaan (pro job), pro pengurangan kemiskinan (pro poor), dan pro lingkungan (pro environment). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara yang ditindaklanjuti dengan FGD (Focus Group Discussion). Kegiatan penelitian ini akan melibatkan berbagai pihak diantaranya pemerintah, swasta (industri), asosiasi, serta masyarakat, nelayan, kelompok petani sehingga bentuk model  yang dihasilkan adalah bentuk integrasi yang dapat memberikan multiflier effect (dampak berganda) di lintas sektor dimana pariwisata berperan sebagai leading sector.Berdasarkan hasil penelitian, permasalahan yang terjadi pada pengelolaan kawasan mngrove adalah pengetahuan masyarakat itu sendiri. Sementara itu potensi yang dimiliki meliputi sumber daya alam kawasan mngrove, sungai dan pesisir pantai.Model yang dapat dikembangkan dalam upaya mengembangkan potensi wisata mngrove di daerah Karangsong dapat berupa model kolaborasi yang melibatkan masyarakat, pemerintah dan industri pariwisata.