HUKUMAN DAN KEDUDUKAN HAK WARIS BAGI PELAKU EUTHANASIA

Main Author: Anwar, Wirani Aisiyah
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare , 2018
Subjects:
Online Access: http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/diktum/article/view/619
http://ejurnal.stainparepare.ac.id/index.php/diktum/article/view/619/436
Daftar Isi:
  • Euthanasia is a term used in medical science (medical), activities carried out to speed up the death of the patient who is considered unable to survive anymore. With the sophistication of the modern world now euthasia is considered a necessity, while euthanasia in Islamic law equates its law to murder. Murder is categorized in three forms, namely intentional murder, murder resembles intentional, and murder by mistakes. And euthanasia is divided into two, namely active euthanasia and passive euthanasia. In Islamic law active eythanasia is considered the same as intentional murder so that the perpetrator is subject to a qishash, diat punishment and for heirs or applicants of euthanasia no heir can be said (not receive inheritance from the victim of euthanasia), whereas passive euthanasia is permissible in Islamic law.
  • Euthanasia adalah suatu istilah yang digunakan dalam ilmu Kedokteran (medis), kegiatan yang dilakukan untuk mempercepat kematian si pasien yang sudah dianggap tidak mampu bertahan hidup lagi. Dengan kecanggihan dunia modern sekarang euthanasia dianggap sebagai kebutuhan, sedangkan euthanasia dalam hukum Islam disamakan hukumnya dengan pembunuhan. Pembunuhan dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu pembunuhan sengaja, pembunuhan menyerupai sengaja dan pembunuhan karena kesalahan. Dan euthanasia terbagi menjadi dua, yaitu euthanasia aktif dan euthanasia pasif. Dalam hukum Islam euthanasia aktif dianggap sama dengan pembunuhan sengaja sehingga pelakunya dikenakan hukuman qishash, diat dan bagi ahli waris atau pemohon euthanasia tidak dapat dikatakan ahli waris lagi (tidak menerima warisan si korban euthanasia), sedangkan euthanasia pasif diperbolehkan dalam hukum Islam.