Identitas Kependudukan Warga Negara Di Perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong
Main Author: | Justinus, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ut.ac.id/8414/1/43681.pdf http://repository.ut.ac.id/8414/ |
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Identitas Kependudukan Warga Negara di Perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong serta faktor apa saja mengapa identitas Kependudukan Warga Negara Di Perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong Ganda. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lumbis Ogong. Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif yaitu desain penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan objek penelitian berdasarkan faktor-faktor yang tampak atau sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masyarakat Lumbis Ogong sebagai masyarakat perbatasan Indonesia- Malaysia, memposisikan dirinya dalam tiga format identitas, yaitu : Pertama, identitas sebagai warga perbatasan digunakan untuk memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. Identitas ini biasanya dipakai dalam urusan-urusan fonnal saja. Kedua. identitas sebagai warga Dayak!Murut, dipakai dalam kehidupan sehari-hari yang sangat membantu mereka untuk mendapatkan berbagai fasilitas negara Malaysia yang diberikan melalui saudara mereka di Sabah, Malaysia. Ikatan kekerabatan ini dipelihara dengan baik karena masyarakat Lumbis Ogong sangat bergantung pada saudaranya yang berada di Malaysia. Ketiga, sebenarnya tidak dipakai secara sengaja karena pasarlah yang memberikan mereka posisi sebagai bagian dari konsumen global yang tidak bisa memisahkan diri mereka dengan apa yang terjadi secara global. Dari situ terbentuk perilaku masyarakat yang terbuka yang ditandai dengan mobilitas penduduk dan mobilitas pekerjaan yang cukup tinggi. Ketergantungan masyarakat Lumbis Ogong terhadap Malaysia, sejalan dengan kebijakan afirmatif pemerintah Malaysia, telah memperlemah posisi pemerintah Indonesia di mata masyarakat Lumbis Ogong.