Analisis Kelayakan Investasi PT. Pertamina Patra Niaga Dalam Kerjasama Pembangunan Dan Pengoperasian Terminal Aspal Curah(TAC) Dumai

Main Author: Yani, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/8152/1/43235.pdf
http://repository.ut.ac.id/8152/
Daftar Isi:
  • Dalam rangka pengembangan bisnis, PT Pertamina Patra Niaga selaku anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) menyampaikan penawaran kepada PT Pertamina (Persero) untuk melakukan kerjasama pembangunan dan pengoperasian Terminal Aspal Curah (TAC) di Dumai dengan menggunakan lahan yang dimiliki oleh PT. Pertamina Patra Niaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan pembangunan dan pengoperasian TAC tersebut dengan metode analisis investasi antara lain metode NPV, IRR, Payback Period dan Profitability Index yang merupakan bagian dari metode Capital Budgeting. Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai skenario terbaik dalam pelaksanaan investasi kerjasama pembangunan dan pengoperasian TAC Dumai, khususnya terkait dengan volume penyaluran aspal yang akan memberikan pendapatan yang paling optimal dan biaya operasi dengan asumsi biaya operasi Base (tingkat kenaikan UMR dan rata-rata inflasi per tahun masing-masing sebesar 10% dan 5% per tahun), asumsi biaya operasi Optimistic (tingkat kenaikan UMR dan rata-rata inflasi per tahun masing-masing sebesar 8% dan 4% per tahun), dan asumsi biaya operasi Pesimistic (tingkat kenaikan UMR dan rata-rata inflasi masing-masing sebesar 12% dan 6% per tahun). Setelah melakukan analisis keuangan dengan metode NPV, IRR, Payback Periode dan Profitablity Index serta berdasarkan analisis sensitivitas sesuai 9 (sembilan) skenario yang disusun, maka didapati bahwa biaya operasi dengan asumsi kenaikan UMR dan inflasi pada tingkatan Base, tingkatan Optimis, dan tingkatan Pesimis tersebut tidak akan berpengaruh secara negative terhadap kelayakan investasi tersebut, apabila pendapatan operasi setiap tahunnya tetap meningkat, dengan tingkat kenaikan minimal volume penyaluran aspal sebesar 2% dari tahun sebelumnya.