Profesionalisme Guru Mengelola Pembelajaran Era Digital

Main Author: Ahmad, Husen
Format: Proceeding PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/6477/1/TING2016ST1-06.pdf
http://repository.ut.ac.id/6477/
Daftar Isi:
  • Tujuan Pendidikan di Indonesia berlandaskan UU Sisdiknas No 20 Th. 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Bertolak dari UU Sisdiknas, pertanyaan 'Bagaimana mewujudkan tujuan yang ditentukan UU Sisdiknas Era Digital. Menurut penulis, keadaan tersebut membutuhkan pendidik yang yang mempunyai sifat profesional, pembelajaran aktif, dan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sifat professional atau profesionalisme guru adalah mereka yang ahli dalam mengelola pembelajaran. Pendidik dimaksud adalah yang memenuhi Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru (BSNP) Pasal 16 Tahun 2007, Kualifikasi Akademik tingkat sekolah Dasar dan Menengah adalah S1, dan Kompetensi Guru, (1) Pedagogik, (2) Kepribadian, (3) Sosial, dan (4) Profesional. Pembelajaran menurut Gagne dan kawan kawan, dalam Benny A. Pribadi ‘Model ASSURE (hal 16 : 2016) adalah “serangkaian sumber belajar dan prosedur yang digunakan untuk memfasilitasi berlangsungnya proses belajar”. Menurut Smith dan Ragan, ada 3 faktor yang diperhatikan dalam pembelajaran, yaitu (1) efektivitas, (2) efisiensi, (3) daya tarik. Prosedur pembelajaran Menurut Heinich dan kawan-kawan, yaitu; (1) peran aktif siswa, (2) latihan, (3) perbedaan individual, (4) umpan balik, (5) konteks nyata, (6) Interaksi sosial ( Benny A. Pribadi, 2011). Pembelajaran sukses sangat ditentukan oleh metode dan media yang digunakan. Era dewasa ini adalah era digital, manusia digolongkan menjadi 2 golongan manusia, yaitu Digital Immmgrant golongan yang lahir sebelum Internet, dan Digital Native golongan yang lahir setelah ada internet. Antara dua golongan tersebut bisa saling berkontribusi dalam menggunakan internet sebagai media dalam menciptakan pembelajaran yang aktif. Sementara pendidik terus belajar bagaimana merancang pembelajaran yang aktif, serta terus memperluas jaringan internet.