Penataan Fasilitas Lingkungan Makam Pangeran Jayakarta dan Masjid Assalafiyah Sebagai Kawasan Cagar Budaya Perkotaan

Main Author: Deliyanto, Bambang
Format: Proceeding PeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/6390/1/FMIPA2016_22.pdf
http://repository.ut.ac.id/6390/
Daftar Isi:
  • Cagar budaya perkotaan sangat penting bagi sebuah kota, sekarang maupun di masa depan. Cagar budaya perkotaan benda maupun tak benda merupakan sumber kepaduan sosial, keberagaman dan pendorong kreativitas, inovasi dan regenerasi perkotaan. Di Jatinegara kaum Jakarta Timur terdapat beberapa obyek yang telah ditetap sebagai benda cagar budaya, yaitu cagar budaya Masjid Assalfiyah, cagar budaya makam Pangeran Jayakarta dan cagar budaya makam Pangeran Sanghyang yang berada dalam satu kawasan. Kawasan tersebut belum ditata dengan baik dan bercampur dengan permukiman. Untuk menata kawasan tersebut diperlukan studi penataan kawasan. Adapun tujuan dari studi ini adalah tersusunnya rencana penataan kawasan cagar budaya Pangeran Jayakarta dan Pangeran Sanghyang secara optimal berdasarkan potensi kawasan, serta dapat dijadikan masukan dan rujukan dalam mengelola dan mengembangkan kawasan cagar budaya. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, pengambilan data dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Analisis data yang digunakan adalah analisis lingkungan dan tapak yang mencakup analisis eksternal dan internal. Berdasarkan hasil analisis, kawasan cagar budaya memiliki 3 (tiga) zona yaitu yang berfungsi sebagai penerima, visitor center, dan zona cagar budaya itu sendiri yang mencakup cagar budaya Masjid Assalfiyah, cagar budaya makam Pangeran Jayakarta dan cagar budaya makam Pangeran Sanghyang . Pengelompokkan zonasi mengimplementasikan konsep Biosphere Reserve Zones dari Unesco.