Pengaruh Pendekatan Belajar Status Anemi Gizi Besi dan Tambahan Zat Besi terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Main Author: Almatsier, Sunita
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 1989
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/6366/1/40051.pdf
http://repository.ut.ac.id/6366/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendekatan Belajar Status Anemi Gizi Besi dan Tambahan Zat Besi terhadp Prestasi Belajar IPA siswa sekolah dasar. Masing-masi g faktor penelitian mempunyai dua taraf, yaitu secara berturut Cara Belajar Siswa Aktif dengan ketrampilan proses (CBSA) dan Duduk Dengar Catat Hafal ( DDCH); Tidak Anemi Gizi Besi dan Anemi Gizi Besi; serta diberi Tambahan Zat Besi dan diberi Plasebo. Penelitian di lakukan di 8 sekolah dasar di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada tahun akademik 1985/1986. Pnelitian bersifat kuasi eksperimental dengan rancangan desain faktorial 2 x 2 x 2 dengan jumlah sampel seluru nya sebesar 155 orang, yang terdiri atas siswa kelas 3,4 dan 5 . Pengukuran mempergunakan tes sumatif yang mengukur ranah kognitif berupa skor perolehan dengan rentangan skor dari -100 sampai dengan 100. Kriteria Anemi Gizi Besi adalah bila nilai Hb darah < 11 g% dan sedikitnya dua dari tiga parameter zat besi lain adalah abnormal, sedangkan kriteria Tidak Anemi Gizi Besi adalah bila nilai Hb darah > 12 g% dan paling banyak hanya satu dari ke tiga parameter zat besi lain adalah abnormal, yaitu feritin, jenuh transferin (Jt) dan "free erythrocyte protoporphyrin" (FEP) dengan nilai normal berturut-turut >= 12 ug%, >= 16 g% dan <100 ug/dl. Tambahan Zat Besi berupa tablet sulfas ferosus diberikan dalam dosis 100 mg unsur besi selama 12 minggu. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Variansi (ANAVA) ang dilanjutkan dengan uji Scheffe pada taraf signifikansi l= 0.05. Penelitian menyimpulkan bahwa secara keseluruhan Prestasi Belajar PA dengan Pendekatan Belajar CBSA (X =19.64; sx=9.46) lebih tinggi dari Pendekatan Belajar DDCH (X=9.97; sx-8.40); Prestasi Belajar IPA kelompok Tidak Anemi Gizi t esi (X=16.61; s:=10.56) lebih tinggi dari kelompok Ane i Gizi Besi (X=12.80; sx= 9.32); dan tidak ada perbeda n antara Prestasi Belajar IPA Penerima Zat Besi (X=16.2 sx=10.03) dengan Penerima Plasebo (X=13.49;). Penelitian juga menyimpulkan adanya interaksi antara endekatan Belajar dengan Status Anemi Gizi Besi. Dengan Pendekatan Belajar CBSA, Prestasi Belajar IPA siswa yang Tidak Anemi Gizi Besi lebih tinggi (X=23.02; sx= 8.93) daripada siswa yan6 Anemi Gizi Besi (X=15.90; sx=8.69), sedangkan dengan Pendekatan Belajar DDCH, Prestasi B lajar siswa Tidak Anemi Gizi Besi tidak berbeda (X=10.36; sx= 8.01) daripada siswa yang Anemi Gizi Besi (X=9.77; sx= 8.49). Baik bagi siswa Tidak Anemi Gizi Besi, rnaupun Anemi Gizi Besi, Pendekatan Belajar CBSA memberikan restasi Belajar IPA yang lebih tinggi daripada dengan Pendekatan Belajar DDCH (X=23.02; sx=8.93 dan X= 0.36; sx=8.01 untuk siswa Tidak Anemi Gizi Besi serta X=15.90; sx=8.69 dan X= 9.77; sx=8.41 untuk siswa Anemia Gizi Besi). Tidak ada interaksi antara Status Anemia Gizi Besi dan Tambahan Zat Besi; dan tidak ada interaksi antara Pendekatan Belajar, Status Anemi Gizi Besi dan Ta bahan Zat Besi. Analisis lebih jauh menunjukkan adanya pengaruh Tambahan Zat Besi terhadap Prestasi Belajar pada kelompok dengan Pendekatan Belajar CBSA yang statusnya meningkat dari Anemia Gizi Besi menjadi Tidak nemi Gizi Besi. Prestasi Belajar siswa ini ternyata tidak berbeda (X=19.07; sx=9.14) dengan siswa yang statusnya dari semula Tidak Anemia Gizi Besi (X-23.02, sx- 8.9 ). Peringkat Prestasi Belajar IPA secara berturut adalah siswa yang dari semula Tidak Anemi Gizi Besi, siswa yang statusnya meningkat dari semula Anemi Gizi Besi m njadi Tidak Anemi Gizi Besi dan siswa yang statusnya t tap pada Anemi Gizi Besi. Hasil penelitian ini menunjukkan kecenderungan yang kuat bahwa pemberian Tambahan Zat Besi membantu proses belajar pada siswa Anemi Gizi Besi sebagaimana diukur dengan Prestasi Belajar IPA. Implikasi dari hasil penelitian ini bila digeneralisasi untuk slkolah dasar yang sejenis adalah, agar penerapan Pendekatan Belajar CBSA dengan ketrampilan proses dapat dilaksanakan dengan efektif, faktor status gizi siswa perlu mendapat perhatian, khususnya status Anemi Gizi Besi. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aspek-aspek yang terpengaruh dalam proses belajar pada siswa Anemi Gizi Besi dengan Pendekatan Belajar CBSA dengan ketrampilan proses.