Keragaman dan ekologi genus Rana (Ranidae Amphibia) di Daerah Bogar, Sukabumi dan Cianjur

Main Author: Pratomo, Hurip
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1997
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/6297/1/40116.pdf
http://repository.ut.ac.id/6297/
Daftar Isi:
  • Kodok genus Rana berfungsi antara lain sebagai predator bagi hama pertanian seperti belalang, wereng dan ulat, juga terhadap vektor penyakit seperti nyamuk. Keberadaannya di alam juga sebagai salah satu pendukung penting dalam siklus rantai makan-memakan hewan-hewan tertentu. Sementara itu sebagian masyarakat terusmenerus mengkonsumsinya atau menangkap dari alam sebagai mata pencaharian tanpa ada upaya pelestarian. Disamping itu, penelitian mengenai beberapa aspek kehidupan Kodok genus Rana seperti macam spesies yang ada sekarang, ekologi dan sebagian aspek morfometri belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk (1). Memperoleh informasi mengenai macam-macam spesies Kodok genus Rana yang ada sekarang di Jokasi penelitian, (2). Studi ekologi habitat genus Rana, dan (3). Studi kaitan beberapa variabel morfometri bagian tubuh tertentu dengan variabel bagian tubuh lain genus Rana. Penelitian dilakukan di delapan lokasi, di Daerah Bogar (3 lokasi), Sukabumi (3 lokasi) dan Cianjur (2 lokasi). Lokasi tersebut ditetapkan setelah survei pendahuluan. Penangkapan Kodok dilakukan pada malam hari di Bogar yaitu di rawa Tegalgundil-Ceger, Jabon mekar dan persawahan Kotabatu. Penangkapan Kodok di Sukabumi dilakukan di persawahan Cicurug, Citamiang dan Pasirhalang. Sedangkan di Cianjur penangkapan kodok dilakukan di persawahan Bojong dan Cibadak. Penelitian dilakukan sejak 15 April 1996 sampai dengan 11 April 1997, analisis data dilakukan setelah data mentah disusun. Identifikasi kodok genus Rana dari semua lokasi tersebut adalah Rana limnocharis Boie, Rana cancrivora Gravenhorst, Rana chalconota Schlegel, Rana blythi Boulenger dan Rana macrodon Dumeril et Bibron. Studi ekologi yang telah dilakukan meliputi analisis kualitas air, tumbuhan dominan dan Iklim habitat kodok Rana. Perolehan kisaran kandungan air di seluruh lokasi penelitian adalah : pH berkisar antara 5,8 - 7,5; oksigen terlarut berkisar antara 2,6 - 6,8 ppm;karbondioksida berkisar antara 7 - 24 ppm; amonia antara 0,8 - 4 ppm; kesadahan berkisar an tara 12 - 110 ppm; alkalinitas total berkisar antara 28 - 96 ppm. Tumbuhan dominan di habitat kodok genus Rana yaitu Jukut jampang (Eleusine indica), Jukut merang (Cyrtococcum pateus), Jukut pait (Axonopus compressus), Jukut gaok (Commelina nudiflora). Tumbuhan itu dijumpai di pematang dan daratan sekitar tanaman padi di sawah, sedangkan yang berupa tanaman air di rawa dan sawah didominasi oleh Kiambang (Salvinia natans), Tapak ayam (Enhydra spp.) dan Cemara rendem (Myriophyllum aquaticum). Disamping itu, berdasarkan pengamatan di seluruh lokasi, kodok yang tergolong dalam genus Rana banyak dijumpai di persawahan pada saat padi berumur 1-1 1/2 bulan dengan kedalaman air kira-kira 20 cm, dengan spesies utamanya adalah Rana limnocharis dan Rana cancrivora. Iklim habitat kodok genus Rana secara keseluruhan yaitu daerah dengan curah hujan berkisar antara 0 - 880 mm/bulan, dengan kisaran total curah hujan per tahun antara 1914 - 4692 mm; kisaran suhu siang tahunan antara 17,7 - 31, 9°C; dan kisaran suhu malam antara l9°C- 26°C (di Iapangan, saat penangkapan kodok). Studi morfometri memperbandingkan panjang kepala dibagi panjang tubuh dan Iebar kepala dibagi panjang tubuh terhadap R. cancrivora dengan R. limnocharis. Uji t memperoleh bahwa antara R. cancrivora betina dengan R. limnocharis betina mempunyai beda nyata pada perbandingan Iebar kepala dibagi panjang tubuhnya. Rataan yang dimiliki R. cancrivora betina lebih besar dari pada rataan (hasil bagi Iebar kepala panjang tubuh) R. limnocharis betina (x1 = 0,336, SD= 0,025; x2 = 0,322, SD= 0,032). Ciri yang berbeda ini dapat dijadikan sebagai tambahan ciri pembeda untuk identifikasi dua spesies tersebut.