Pengembangan Usaha Keramba Jaring Apung Pada Petani Kelurahan Parit Mayor Kota Pontianak Kalimantan Barat

Main Author: Gusdi, Aria
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ut.ac.id/1648/1/40726.pdf
http://repository.ut.ac.id/1648/
Daftar Isi:
  • Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) keragaan sosial dan finansial dari ikan mas (Cyprinus carpio L), nila (Oreochromis sp), patin (Pangasius pangasius), bawal air tawar (Colossoma macropomum); dan (2) komoditas yang terbaik keragaannya. Komoditas dengan keragaan sosial dan finansial terbaik diformulasikan strateginya berdasarkan keadaan sosial dan finansial. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel untuk mengetahui keragaan sosial dan finansial adalah petani ikan di Parit Mayor. Petani tersebut terdiri dari tiga petani dari masing-masing keramba jaring apung ikan mas, nila, patin, dan bawal air tawar. Tiga orang ahli untuk membobot, dan sepuluh petani untuk merating diperlukan untuk analisis SWOT. Aspek sosial meliputi keamanan dan respon masyarakat sekitar keramba jaring apung di Parit Mayor. Aspek finansial meliputi perhitungan Revenue Cost Ratio (R/C), Payback Period (PBP), dan Break Even Point (BEP). Aspek sosial dan aspek finansial dianalisis dengan Multi Criteria Analysis (MCA) untuk mengetahui keragaan sosial dan finansial keramba jaring apung ikan mas, nila, patin, dan bawal air tawar. Kemudian komoditas terbaik diformulasikan strateginya dengan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis MCA keragaan sosial dan finansial keramba jaring apung ikan mas, nila, patin dan bawal air tawar adalah berbeda. Angka yang diperoleh berdasar rangking adalah: ikan mas 1,747; ikan nila 1,251; ikan bawal air tawar 1,009; ikan patin 0,992. Keramba jaring apung ikan mas memiliki keragaan sosial dan finansial terbaik. Strategi untuk keramba jaring apung ikan mas adalah: (1) meningkatkan produksi dengan intensifikasi; (2) menambah unit keramba dengan tata letak yang terlindung, rendah upwelling, dan tidak jauh (dikelilingi) pemukiman masyarakat; (3) mempertahankan stabilitas harga jual; (4) promosi mengenai keunggulan ikan mas sebagai komoditas dengan pendapatan terbesar; (5) mencari pakan pengganti/alternatif guna mengoptimalkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi; (6) mengganti bibit dengan yang lebih baik (ukuran/kualitas).