Penggunaan Ranah Afektif sebagai Salah Satu Penilaian Keberhasilan Belajar di Fakultas Kedokteran

Main Author: Dewi, Arlina; Unit Medical Education (MEDU) FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta , 2006
Subjects:
Online Access: https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/1884
https://journal.umy.ac.id/index.php/mm/article/view/1884/1869
Daftar Isi:
  • Affective domain (attitude, feeling, etc) is an important part of education in medical science besides cognitive and psychomotor domains. Some ofthe responsibilities of Indonesian doctors written in the “Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia III (KIPDIIII) ” can be categorized into affective domain.Difficulties in evaluating affective domain include: 1) Disparity on the credibility of students ’ answers on the affective evaluation 2) Failure on the evaluation objectivity; 3) There is no agreement yet on how to measure and how far the affective domain will be evaluated in medical education. Therefore, medical faculties need to discuss together the methods and tools for measuring affective domain. This includes considering the objectives and function of the measurement and defining study goals on affective domain (using taxonomy of affective domain).Ranah afektif atau pengukuran terhadap sikap, perasaan, dll merupakan bagian penting dalam pendidikan di bidang kedokteran, selain ranah kognitif dan psikomotor. Di dalam Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI) DI, dicantumkan tentang sejumlah tanggungj awab dokter di Indonesia yang dapat digolongkan dalam ranah afektif.Kesulitan yang muncul dalam penilaian ranah afektif yaitu: 1) Kesenj angan dalam kredibilitas jawaban-jawaban mahasiswa terhadap penilaian afektif; 2) Kegagalan dalam objektifitas penilaian; dan 3) Dalam dunia pendidikan, belum adanya kesepakatan cara mengukurnya dan seberapa jauh ranah afektif ini akan dinilai. Untuk itu perlu institusi secara bersama-sama membicarakan cara dan instrumen pengukuran yang digunakan dengan mempertimbangkan antara lain tujuan dan fungsi pengukuran serta menetapkan target belaj ar dalam ranah afektif (misal menggunakan taksonomi ranah afektif).