ARABS IN MANADO: NETWORK, CAPITALISM AND IDENTITY IN THE EARLY TWENTIETH CENTURY
Main Authors: | Azis, Muhammad Nur Ichsan, Badriza, Kholili , Aziz, Aziz, Siddik, Syahril, Wiratri, Amorisa |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Center for Research and Development of Religious Literature and Heritage, Agency for Research and Development and Training, Ministry of Religious Affairs of the Republic of Indonesia
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/1015 https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur/article/view/1015/471 |
Daftar Isi:
- ABSTRACT This paper aims to describe and analyze Arab Ethnic trading activities in Manado from 1899 to 1919 AD. The article employs a social science approach and historical methods to explore the networking activities, commodities, and the formation of Arab identity in Manado. Nusantara experienced a turning point in maritime trading activities around the 19th century to the 20th century. The commerce network had implications for commercial ports, communities, and identity groups in several strategic coastal areas, especially from 1899 to 1919. In Manado, Arab traders played important roles in commodity activities, especially rice, coffee, copra, and other agricultural products. Some of these roles are: being intermediary traders, commodity providers, Islamic preachers and educators in Manado and its surroundings. The modernization of Manado port in 1914 had affected the Manado Arab ethnic group. This situation urged the Arab change their orientation from economics to education to maintain themselves and their identity. Keywords: Arab Ethnic, Trading Network, Commodities. ABSTRAK Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas niaga etnis Arab di Manado selama tahun 1899-1919. Dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial dan metode sejarah, kajian ini menunjukkan aktivitas jejaring, komoditas, dan pembentukan identitas etnis Arab di Manado. Nusantara mengalami titik balik dalam aktivitas niaga maritim sekitar akhir abad ke-19 hingga abad ke-20. Jejaring niaga berimplikasi pada bandar-bandar niaga, komunitas, dan kelompok identitias di beberapa kawasan pesisir strategis khususnya pada tahun 1899-1919 M. Di Manado, kalangan pedagang Arab berperan dalam perdagangan komoditas terutama beras, kopi, dan kopra, hingga hasil bumi. Salah satu peran tersebut adalah sebagai pedagang perantara dan penyedia komoditas hingga menjadi kelompok penyebar dan pengajar Islam di Manado dan sekitarnya. Modernisasi pelabuhan pada tahun 1914 di Manado berimplikasi besar bagi kalangan etnis Arab Manado. Mereka kemudian mengubah orientasi dari ekonomi ke pendidikan untuk mempertahankan diri dan identitas. Kata kunci: Etnis Arab, Jejaring Niaga, Komoditas.
- Nusantara mengalami titik balik dalam aktivitas niaga maritim ketika memasuki akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. abad ke-19 M. Jejaring Niaga yang telah terbentuk mengalami peningkatan dengan munculnya bandar-bandar niaga kecil di beberapa daerah strategis. Kawasan niaga strategis tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang khusunya sekitar tahun 1899-1919 M, termasuk para pelaku pelaut-peniaga dari kalangan etnis Arab. Mereka tidak hanya berperan sebagai pendakwah, namun juga aktif sebagai peniaga yang membawa berbagai macam komoditas. Di Karesidenan Manado, para peniaga Etnis Arab memili peran penting dalam perpindahan komoditas, terutama beras, kopi, dan kopra, hingga hasil bumi di antara tahun 1899-1919. Pada tahun 1899 mereka aktif sebagai pedagang perantara dan penyedia komoditas bagi para pedagang Cina dan Eropa. Pada tahun 1919, menjadi titik balik dalam proses modernisasi pelabuhan di Karesidenan Manado. Pada masa itu peran pedagang Etnis Arab tidak lagi berpengaruh besar dalam proses dan poros niaga maritim. Sebagian di antara mereka berpindah ke daerah daratan dengan membangun lembaga pendidikan untuk mempertahankan keberadaan mereka di Karesidenan Manado. Sebagian lainnya menjadi pedagang daratan dengan membuka toko kecil yang menyediakan kebutuhan sehari-hari. Tulisan ini menggunakan metode sejarah untuk menunjukkan peran Etnis Arab dalam aktivitas jejaring niaga di Karesidenan Manado. komunitas Arab yang masih bertahan sampai sekarang. Para pedagang Etnis Arab Diaspora etnis berperan penting untuk perkembangan Karesidenan Manado yang menjadi wilayah strategis dalam lalu lintas perniagaan di Nusantara sampai paruh pertama abad ke-20. Mereka tidak hanya dikenal sebagai pedagang aktif, namun juga sebagai etnis yang berpepran dalam membangun modernisasi pelabuhan. Para pedagang Etnis Arab mengalami perubahan orientasi aktivitas perekonomian tidak lagi berpusat pada daerah pesisir, namun ke daratan sebagai penyedia modal dan memberikan pinjaman kepada penduduk pribumi. Puncak dari aktivitas Etnis Arab dalam jejaring niaga di Karesidenan Manado ketika orientasi pasar tidak lagi menguntungkan, dan mengalihkan pada dunia pendidikan.