Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi beralihnya petani jeruk peras (Citrus Sinensis) ke jeruk keprok batu 55 (citrus reticutula) di desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang

Main Author: Agid, Camilia
Format: Media Cetak
Terbitan: Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang , 2017
Subjects:
Online Access: http://library.unisma.ac.id/slims_unisma/index.php?p=show_detail&id=24637
Daftar Isi:
  • RINGKASANSektor pertanian banyak memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia.Pertanian sebagai salah satu sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduk di pedesaan.Indonesia yang merupakan negara agraris dengan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, tentunya menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian.Salah satu jenis buah-buahan yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah buah jeruk.Jeruk merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan di Indonesia dan sangat diminati masyarakat luas karena kandungan gizi, sumber kalori dan rasanya yang khas.Jeruk masih menjadi program pemerintah sebagai buah unggul nasional selain mangga, manggis dan durian (Irianto 2009).Penelitian ini bertujuan untuk a) mengetahui perbedaan pendapatan bersih usahatani jeruk peras dan jeruk keprok batu 55 b) untuk mengetahui faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, status lahan, luas lahan, pendapatan, penyuluh, komunikasi yang dimanfaatkan) yang mempengaruhi beralihnya petani jeruk peras ke jeruk keprok batu 55 di Desa Selorejo.Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan pengambilan sampel menggunakan metode (random sampling) atauacak sederhana sebanyak 44 petani yang terdiri dari 27 petani jeruk peras dan 17 petani jeruk keprok batu 55. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, dilaksanakan mulai tanggal 20 februari-19 maret 2017. Data penelitian dikumpulakan dengan wawancara langsung kepada petani dan data pendukung diperoleh dari kelompok tani dan dinas terkait lainnya.Untuk menjawab tujuan penelitian pertama yaitu mengetahui perbedaan pendapatan bersih usahatani jeruk peras dan jeruk keprok batu 55 di Desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang dengan menggunakan analisis perbedaan rata-rata pendapatan.Dalam hasil T-test diperoleh besaran angka Rp.306.056.393 dengan P-value 0.003 hal ini berbeda antara pendapatan petani jeruk peras dan jeruk keprok batu 55, dimana pendapatan petani jeruk peras menunjukkan Rp.118.262.933. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan disebabkan oleh penerimaan yaitu harga, produksi dan biaya. Untuk menjawab tujuan penelitian kedua yaitu faktor sosial ekonomi (umur, pendidikan, status lahan, luas lahan, pendapatan, penyuluh, komunikasi yang dimanfaatkan) yang mempengaruhi beralihnya petani jeruk peras ke jeruk keprok batu 55 di Desa Selorejo dengan menggunakan analisis regresi model logit dimanamenunjukkan bahwa uji serempak menunjukkan nilai G sebesar 34.603 dengan p-value 0,0000 (menunjukkan angka pengujian dibawah 0,05) berarti bahwa model logistik secara keseluruhan dapat menjelaskan atau memprediksi beralihnya petani jeruk peras ke jeruk keprok batu 55. Hasil pengujian tersebut diperkuat dengan nilai G yang menunjukkan lebih besar dari nilai Chi-Square sebesar 61.4833 (method pearson). Sedangkan faktor yang mempengaruhi beralihnya petani jeruk peras ke jeruk keprok batu 55 adalah pendapatan dengan nilaiWald hitung (Z) = 2,58 dan nilai p-value 0,010 yang mana angka tersebut lebih kecil dari 0.10 atau tingkat kepercayaan 95% Kondisi ini diperkuat oleh hasil odds ratio sebesar 1,00 yang berarti peluang petani berpendapatan tinggi 1,00 kali lebih besar dari pada petani berpendapatan rendah dalam beralih ke jeruk keprok batu 55. Luas lahan dengan nilai Wald hitung (Z) = 2,54 dan nilai p-value 0,011 yang mana angka tersebut lebih kecil dari 0.10 atau tingkat kepercayaan 95% Kondisi ini diperkuat oleh hasil odds ratio sebesar 5160.58 yang berarti peluang petani yang lahannya luas 5160.58 kali lebih besar dari pada petani yang berlahan sempit dalam beralih ke jeruk keprok batu 55 yang berarti H1 diterima pendapatan dan luas lahan berpengaruh nyata terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi beralihnya petani jeruk peras ke jeruk keprok batu 55. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata adalah umur, pendidikan, status lahan, penyuluhan, sumber informasi yang dimanfaatkan karena angka p-value lebih besar dari 0.10Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :1.Kepada lembaga perlu memberikan bantuan modal terhadap petani karena biaya membudidayakan jeruk keprok batu 55 yang lebih mahal dari pada jeruk peras. Sehingga petani yang ekonominya lemah memudahkan petani untuk beralih ke jeruk keprok batu 55.2.Balijestro/Dinas pertaniansebaiknya lebih sering melakukan sosialisasi langsung terhadap petanidan petani harus lebih ditingkatkan dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan kelompok tani, program penyuluhan, karena dengan adanya partisipasi dari petani,sehingga akan meperbanyak petani yang berminat terhadap varietas baru usahatani jeruk keprok batu 55 dan program tersebut akan berjalan lebih baik.
  • xiii,69hlm.;30cm