ANALISIS FRAMING: DITETAPKANNYA ANAS URBANINGRUM SELAKU TERSANGKA PADA PEMBERITAAN HARIAN JURNAL NASIONAL DAN KOMPAS EDISI FEBRUARI - MARET 2013

Main Author: Vardiansyah, Dani; Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk Jakarta
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Universitas Esa Unggul Jakarta , 2016
Online Access: http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view/1514
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view/1514/1382
Daftar Isi:
  • Penelitian ini menggunakan analisis framing guna menguak ideologi dan arah pemberitaan terkait ditetapkannya Anas Urbaningrum selaku tersangka. Yang dianalisis adalah Jurnas Nasional yang menyatakan walau didirikan oleh sejumlah tokoh Partai Demokrat, ini bukanlah media yang semata menyuarakan kepentingan partai. Sebagai pembanding dipilih Kompas yang selama ini memiliki reputasi yang tegas menyuarakan suara hatinurani rakyat namun tampil dengan pemberitaan santun. Penelitian dilakukan dalam tiga jenjang. Di level Makro: dilihat dan dicermati keseluruhan berita yang ada sebelum, pada saat, dan setelah AU ditetapkan selaku tersangka. Kemudian diamati di halaman berapa pemberitaan terkait ditetapkannya AU selaku tersangka itu diletakkan oleh JurNas? Diamati juga bagaimana JurNas melakukan penekanan pada judul beritanya: kepada apa atau siapa judul itu lebih berfokus? Kemudian dilihat bagaimana hal yang sama pada Kompas. Level Meso: dilihat dan dicermati bagaimana relevansi judul berita dengan teras berita? Bagaimana pula penulisan tubuh beritanya, siapa atau apa saja yang ditulis pada tubuh berita ini. Level Mikro: di sini dipilih kembali secara purposive berita yang memiliki kesetaraan untuk diperbandingkan. Model Robert N. Entmen digunakan untuk menganalisis problem identification, diagnouse causes, make moral judgment, dan treatment recommendation. Hasil penelitian ketiga jenjang di atas secara konsisten menunjukkan bahwa betapapun media sulit melepaskan diri dari ideologi yang melatarinya. Mulai dari analisis makro, meso, dan mikro menunjukkan bahwa JurNas sulit melepaskan diri dari Partai Demokrat yang membidaninya; sedangkan Kompasn dengan lugas tetap membawa ideologinya: amanat hatinurani rakyat, yang setelah reformasi adalah menyatakan perang terhadap korupsi. Disarankan, apabila JurNAs ingin menyasar pembaca yang lebih luas, sebaiknya JurNas coba meninjau ulang kebijakan redaksionalnya. Meletakkan kasus AU dalam kacamata “kepentingan” partai memang membuat nyaman para pembaca yang terdiri dari kader dan simpatisan PD, tapi sulit untuk menarik kalangan pembaca dari mereka yang berada di luar PD. Kata kunci: framing, headline, judul berita