Hak Istri dalam Talak Bain Keadaan Tidak Hamil Menurut Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali (Keberadaan Harta Bersama Sebagai Solusi)
Main Author: | Irma Elviana, 131310166 |
---|---|
Format: | Thesis PeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
Uin Ar-Raniry
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/605/1/SKRIPSI%20GABUNGAN.pdf https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/605/ http://library.ar-raniry.ac.id |
Daftar Isi:
- Suatu perkawinan dapat putus dan berakhir disebabkan oleh beberapa hal, antara lain karena terjadinya talak yang dijatuhkan oleh suami terhadap isterinya, atau karena sebab-sebab yang lain. Meskipun perkawinan sudah putus disebabkan adanya talak dan sebagainya, bukan berarti hapusnya kewajiban dan hak-hak suami isteri, justru dengan putusnya suatu perkawinan menimbulkan akibat hukum, terutama bekas suami memenuhi hak-hak bekas isteri. Pertanyaan dalam skripsi ini adalah bagaimana hak isteri yang ditalak bain dalam keadaan tidak hamil menurut mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali, bagaimana landasan pendapat mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanbali tentang isteri yang ditalak bain dalam keadaan tidak hamil dan bagaimana solusi terhadap hak isteri yang ditalak bain.Untuk memproleh jawaban, penulis menggunakan metode muqaranah yang menggunakan penelitian kepustakaan (library research).