Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Brain Based Leraning untuk Meningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP/MTs

Main Author: Indah Purnama Rezeki, 261324592
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6010/2/Indah%20Purnama%20Rezeki.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6010/1/Form%20B%20dan%20Form%20D.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6010/
http://library.ar-raniry.ac.id
Daftar Isi:
  • Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang dituntut dalam NCTM yang harus diberikan kepada peserta didik dalam pembelajaran matematika. Namun berdasarkan observasi awal berupa wawancara pada SMPN 3 Unggul Ingin Jaya, didapati kemampuan komunikasi matematis peserta didik masih rendah. Model pembelajaran Brain Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang lebih mengutamakan pada kesenangan dan kecintaan peserta didik akan belajar, sehingga peserta didik dapat dengan mudah menyerap materi yang sedang dipelajari.. Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan peneliti di tiga SMP di kota Banda Aceh, belum tersedia perangkat pembelajaran yang menggunakan model Brain Based Learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis. Oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Brain Based learning untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SMP/MTs yang valid dan praktis. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Hannafin and Peck yang terdiri dari tiga tahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran memenuhi kevalidan diperoleh dari hasil analisis penilaian validator yang mencapai kriteria sangat baik untuk RPP, LKPD, Bahan Ajar, dan Lembar Evaluasi. Kepraktisan terlihat dari penilaian validator yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran dapat diterapkan. Selain itu kriteria kepraktisan juga dilihat dari analisis respon guru terhadap perangkat pembelajaran, diperoleh rata-rata 4,71 dengan kriteria sangat baik sehingga dikatakan praktis. Oleh karena itu perangkat pembelajaran dikatakan valid dan praktis.