Akhlak Perspektif Pemikiran Tasawuf Syeikh Abdurrauf As-Singkili

Main Author: Damanhuri, 2013036003
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: Kementerian Agama , 2013
Subjects:
Online Access: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5840/1/Akhlak%20Perseptif%20Tasawuf.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/5840/
Daftar Isi:
  • Kartya ini membuktikan bahwa akhlak merupakan implikasi antara akal, rasa dan wahyu. untuk. Dalam disertasi ini dikemukakan lima bahasan pokok akhlak. Akhlak berhubungan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk merdeka dan bertanggungjawab. Akhlak berhubungan dengan posisi manusia sebagai khalifah Allah yang harus memakmurkan bumi dan melestarikannya. Akhlak berhubungan dengan tujuan hidupnya di dunia dan kehidupan abadi di akhirat. Akhlak berhubungan dengan tujuan penciptaannya sebagai makhluk beribadah kepada Allah. Akhlak berhubungan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk fitrah yang ingin kedamaian dan kebahagiaan. Lima keterpaduan hubungan, berpunca kepada penghayatan tawhid. Sinaran ini memicu kepada upaya pensucian jiwa dan raga, lalu melahirkan akhlak mahmudah sebagai rahmat bagi diri dan makhluk lainnya, serta menempatkannya pada posisi mulia dan bahagia duniawi dan ukhrawi. Kesimpulan ini mendukung pendapat Hasan al-Basriy, al-Mawardiy, al-Ghazaliy, Muhammad Yusuf Musa, Muhammad ‘Abdullah al-Darraj dan lain-lain yang berpandangan bahwa akhlak mempunyai pertalian erat antara kalami, syar’i dan tasawuf. Studi ini menolak anggapan bahwa akhlak tidak ada hubungannya dengan kehidupan tasawuf, atau paling tidak menyangsikan adanya hubungan motivasi keberakhlakan seseorang dengan rasa (dhauq) manusia dengan tindakan akhlak. Pendapat ini antara lain didukung oleh Qadhi Abduljabbar tokoh Jabariyah yang berpaham, manusia tidak punya daya dalam menentukan tindakannya. Juga pendapat Wasil bin ‘Ata’ pemuka Mu’tazilah yang berpaham segalanya ditentukan akal secara mutlak, dilakukan oleh manusia secara bebas, tanpa adanya peran Allah. Permasalahan utama akan didekati melalui sudut pendekatan kepustakaan (library research), deskreptif analisis isi (content analysis), pendekatan sejarah (historical approach). Laporan penelitian ditulis secara naratif –analitis. Sumber dan data tersebut dipetakan dan dikatagorisasikan untuk menghasilkan pengelompokan yang sesuai dengan pebabakan data yang telah dirancang. Selanjutnya dilakukan penafsiran data atau informasi yang berangkat dari kategorisasi yang sudah dilakukan. Peneliti melakukan analisis untuk memahami data dalam konteksnya dengan menggunakan pelbagai metode guna mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur data yang berbeda.