Penerapan Metode Mind Mapping pada Tema Benda-Benda di Lingkungan Sekitar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas V MIN 4 Aceh Besar

Main Author: Intan Zahara, 201325189
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3485/2/Intan%20Zahara.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3485/1/Form%20B%20dan%20Form%20D.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3485/
http://library.ar-raniry.ac.id
Daftar Isi:
  • Keberhasilan siswa dalam belajar juga sangat tergantung dari metode yang diterapkan guru dalam mengajar. Guru harus cerdas memilih metode yang tepat sesuai dengan situasi dan tujuan yang akan dicapai. Agar tidak menimbulkan kebosanan, guru jangan terpaku pada satu metode. Sehingga penggunaan metode atau cara mengajar yang bervariasi dapat mencegah terjadinya kebosanan siswa dan kegiatan belajar dalam pembelajaran pun akan lebih bergairah. Dari observasi di MIN 4 Aceh Besar menunjukkan bahwa siswa hanya terfokus dalam kemampuan untuk menghafal saja, mereka tidak memahami secara mendalam substansi materinya sehingga menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk menjelaskan atau mendefinisikan suatu konsep menggunakan bahasanya sendiri, mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya, serta memberikan contoh dari suatu konsep salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode mind mapping. Metode mind mapping merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya hafal dan pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkatkan daya kreatifitasnya melalui kebebasan berimajinasi. Tujuan penelitian penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran tema benda-benda di lingkungan sekitar dengan penerapan metode mind mapping di kelas V MIN 4 Aceh Besar. (2) untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran tema bendabenda di lingkungan sekitar dengan penerapan metode mind mapping di kelas V MIN 4 Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II sebesar 58,82 persen dengan kategori cukup. sedangkan pengamatan aktivitas siswa pada siklus II diperoleh nilai sebesar 75,13 persen dengan kategori baik. (2) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran siklus I adalah sebesar 57,21 persen dengan kategori cukup. sedangkan pengamatan aktivitas guru pada siklus II diperoleh nilai sebesar 71,18 persen dengan kategori baik. (3) Sedangkan pemahaman konsep siswa pada siklus I sebesar 35,29 persen dengan kategori kurang, dan pada siklus II meningkat menjadi 88,23 persen dengan kategori baik sekali. Artinya terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa dari siklus I ke siklus II dan siswa mencapai ketuntasn secara klasikal.