Pembinaan Karakter Mahasiswi di Ma’had Jami’ah Uin Ar-Raniry

Main Author: Jurlida, 211323864
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3445/2/PDF%20GABUNG%20%28JURLIDA%29.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3445/1/Form%20B%20dan%20D%20Jurlida.pdf
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3445/
http://library.ar-raniry.ac.id
Daftar Isi:
  • Pembinaan karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dalam membentuk kepribadian mahasiswi untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Karakter merupakan suatu alat mengukur kehidupan bagi setiap orang. Untuk dapat menilai baik buruknya seseorang, salah satu cara ialah dengan melihat perilaku yang direfleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswi di Ma’had Jami’ah UIN Ar-Raniry masih perlu pembinaan karakter, terutama oleh ustadzah di Ma’had Jami’ah UIN Ar-Raniry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola kehidupan mahasiswi, bentuk pembinaan karakter mahasiswi dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh ustadzah dalam pembinaan karakter mahasiswi di Ma’had Jami’ah UIN Ar-Raniry. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field research) yang bersifat kualitatif. Adapun subjek dalam penelitian ini dalah 97 orang, yang meliputi 5 orang ustadzah dan 92 mahasiswi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan angket. Untuk pengolahan data penulis menggunakan statistik sederhana dengan menghitung persentase dari semua alternatif jawaban pada setiap pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kehidupan mahasiswi di Ma’had Jami’ah UIN Ar-Raniry sejauh ini dapat dikatakan sudah disiplin, hal ini dapat dilihat bahwa kebanyakan dari mahasiswi di asrama selalu melakukan tata tertib asrama. Adapun bentuk pembinaan karakter mahasiswi melalui keteladanan, nasehat, ceramah, bimbingan, pembiasaan dan sanksi. Dalam proses pembinaan karakter mahasiswi ustadzah juga mempunyai hambatan, yaitu kurangnya dorongan orang tua untuk berbusana muslimah, minimnya pembina asrama, faktor keluarga (disharmonisasi keluarga) dan adanya perbedaan latar belakang pendidikan.