Persepsi Mahasiswa PAI terhadap Penerapan Rewards and Punishment di Ma'had Al-Jami'ah UIN Ar-Raniry
Main Author: | Maisarah, 211323709 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1749/1/skripsi%20full.pdf https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1749/ http://library.ar-raniry.ac.id |
Daftar Isi:
- Penerapan reward dan punishment di ma’had al-jāmi’ah ternyata menimbulkan berbagai respon di kalangan mahasiswa PAI yang mengikuti ma’had al-jāmi’ah. Sebagian mahasiswa melihat hukuman itu terlalu berat karena kurangnya toleransi, dan mahasiswa juga mempunyai kesibukan-kesibukan sebagai mahasiswa di lembaga dengan berbagai mata kuliah serta jadwal yang padat. Akan tetapi, ada juga mahasiswa yang merespon bahwa walaupun hukuman ini berat untuk dijalani, namun mempunyai manfaat yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tujuan penerapan reward and punishment di ma’had al-jāmiah (2) kasus-kasus penerapan reward dan punishment terhadap mahasiswa yang mengikuti ma’had al-jāmi’ah (3) persepsi mahasiswa tentang penerapan reward dan punishment di ma’had jamiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan 6 orang ustazah pembina asrama SCTV, ARUN, KOMPAS, YAKESMA, IDB I dan IBD II di ma’had al-jāmi’ah Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dan 3 orang mahasiswa, beserta pembagian angket kepada 85 mahasiswa PAI. Pengolahan data menggunakan rumus statistik sederhana dan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan penerapan reward dan punishment di ma’had al-jāmi’ah adalah untuk memotivasi mahasantri agar selalu mematuhi peraturan-peraturan yang telah di terapkan. Kasus penerapan reward dan punishment di ma’had al-jāmi’ah adalah: pada bagian reward kepada mahasantri yang tidak melanggar peraturan berupa penambahan nilai karakter, mahasantri yang mahir berbahasa asing akan dinobatkan menjadi ratu bahasa. Pada bagian punishment mahasantri yang tidak menutup aurat dengan tepat berupa dinasehati dan diberi arahan, mahasantri yang menggunakan bahasa daerah dalam ruang lingkup asrama punishment berupa hafalan, dan berpidato menggunakan bahasa asing, dan mahasantri yang tidak tepat waktu kembali ke asrama diberi hukuman berupa membersihkan perkarangan asrama. Adapun, persepsi mahasiswa PAI terhadap penerapan reward dan punisment di ma’had al-jāmi’ah bahwa reward dan punishment dapat membentuk karakter mahasantri kepada yang lebih baik. Namun, sebagian juga mempunyai persepsi bahwa penerapan reward dan punishment tidak terlalu tegas.