Karakteristik Batu Basalt Sebagai Media Penyimpan Panas Pembakaran Biomassa pada Sistem Pengering Gabah
Main Authors: | Astanto, M Ridwan Dwi, Nelwan, Leopold Oscar, Hartulistiyoso, Edy |
---|---|
Format: | Article info application/pdf eJournal |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
PERTETA
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep/article/view/41497 http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtep/article/view/41497/24619 |
Daftar Isi:
- The objectives of this research were to study the characteristics of thermal storage basalt rock by using biomass combustion with respect to manual adjusted airflow, combustion rate and the gap distance between the storage base and the furnace base as well as to evaluate the performance of the heat storage system for paddy drying. The heat storage characteristics experiment was carried out in two stages, namely heat charging and discharging. The tests were carried out with two gap distances, namely 23 cm and 30 cm. In general, the closer distance (23 cm) gives better performance, where at the targeted outlet temperature of 40 ̊C, an average discharging time of 664 minutes and a discharging efficiency of 73.5% were obtained. At the targeted outlet temperature of 45 ̊C, an average discharging time of 452 minutes with an average discharging efficiency of 65.75% were obtained. Furthermore, the heat storage system was applied for paddy drying. The drying experiment was carried out twice, each using an average outlet air temperature of 45.5 ̊C and 41.4oC with an initial grain moisture content of 22.82 and 13.88 %w.b., respectively. Drying time of 360 minutes for the first experiment and 420 minutes for the second experiment with specific energy consumption of 5.45 MJ/kg evaporated water and 5.31 MJ/kg evaporated water, respectively were obtained. Even though it uses direct heating by using coconut shell combustion, this drying method did not affect the aroma of the rice produced.
- Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik penyimpanan termal batu basalt yang menggunakan pembakaran biomassa dengan pengaturan aliran udara secara manual, laju pembakaran dan jarak alas tungku serta mengevaluasi kinerja sistem penyimpanan panas pada tungku biomassa untuk pengeringan gabah. Percobaan penyimpanan panas dilakukan dengan dua tahap yaitu charging dan discharging. Pengujian dilakukan dengan dua jarak alas bahan bakar tungku dengan batu basalt yaitu 23 cm dan 30 cm. Secara umum jarak yang lebih dekat (23 cm) memberikan kinerja yang lebih baik yaitu pada suhu outlet 40 ̊C diperoleh waktu discharging rata – rata sebesar 664 menit dan efisiensi discharging sebesar 73,5%. Pada suhu outlet 45 ̊C, diperoleh waktu discharging rata-rata sebesar 452 menit dengan efisiensi discharging rata-rata sebesar 65,75%. Selanjutnya, sistem penyimpanan panas diaplikasikan untuk pengeringan gabah. Percobaan pengeringan dilakukan sebanyak dua kali yang masing-masing menggunakan dengan menggunakan suhu udara outlet rata-rata masing-masing 45,5 ̊C dan 41,4oC dengan kadar air awal gabah masing-masing 22,82 %bb dan 13,88 %bb. Waktu pengeringan 360 menit diperoleh untuk percobaan yang pertama dan 420 menit diperoleh untuk percobaan kedua dengan konsumsi energi spesifik masing-masing sebesar 5,45 MJ/kg air yang diuapkan dan 5,31 MJ/kg air yang diuapkan. Walaupun menggunakan pemanasan langsung menggunakan pembakaran tempurung kelapa, metode pengeringan ini tidak mempengaruhi aroma beras yang dihasilkan.