Dimensi Sufistik Dalam Praktek Khuruj Jamaah Tabligh Kabupaten Tanah Laut
Daftar Isi:
- Darmin; Dimensi Sufistik Dalam Praktek Khuruj Jamaah Tabligh Kabupaten Tanah Laut di bawah bimbingan I: Prof. Dr. H. Asmaran AS., MA dan II Dr. Irfan Noor., M.Hum Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin, 2018. Kata Kunci: Sufistik, Khuruj, Jamaah Tabligh. Permasalahan:Hubungan ilmu tasawuf dan tugas dakwah dari amar ma’ruf nahi munkar sangatlah mulia, sedangkan khuruj adalah program belajar untuk menghidupkan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, sebagai kerja utama bagi umat Muhammad SAW. Namun yang menjadi masalah adalah apakah praktek khuruj Jamaah Tabligh mengikuti atau memiliki dimensi sufistik atau tasawuf dan bagaimana dimensi sufistik atau tasawuf dipraktekan dalam khuruj. Metode Penelitian:Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)dan bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi partisipatif, wawancara berstruktur dan Triangulasi. Analisis data peneliti ikut terlibat langsung dalam menjelaskan dan menyimpulkan data yang diperoleh dengan mengaitkan teori yang digunakan. Hasil Temuan:Waktu khuruj terbagi kebeberapa tahapan yaitu 3 hari, 40 hari dan 4 bulan.Sedangkan jumlah anggotanya yang melaksanakan khuruj adalah berjumlah maksimal 14 orang sedangkan jumlah idealnya 12 orang dan apabila timnya merupakan sepasang suami istri, maka maksimalnya 7 pasang dan minimalnya 4 pasang. Nilai dimensi sufistik atau tasawuf di dalam kegiatan khuruj bisa dikatakan tasawuf amali dan akhlak. Dikatakan tasawuf amali dkarenakan nilai tasawuf yang digunakan oleh Jamaah Tabligh adalah tasawuf yang penekanannya pada amaliah berupa wirid dan amaliah lainnya.Menghapuskan sifat-sifat yang tercela, melintasi semua hambatan itu, dan menghadap total dari segenap esensi diri hanya kepada Allah SWT. Dan dikatakan tasawuf akhlak karena berupaya untuk menghindari akhlak mazmumah dan mewujudkan akhlak mahmudah. Dari hasil observasi dan juga wawancara peneliti dengan jamaah Tabligh, peneliti tidak menemukan kejanggalan ataupun hal-hal yang melenceng tentang ajaran Islam yang dilakukan Jamaah Tabligh. mereka menggunakan sumber Tasawufnya yaitu Al-Quran dan Sunnah Hadits Nabi.