Daftar Isi:
  • Akmal Hidayat. 2015. “Problematika Guru Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling di Man I Kandangan”, Skripsi. Jurusan KI-BKI, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Pembimbing: Drs. H. Haderani, M. Pd.I Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa selama ini keberadaan bimbingan konseling masih diaggap sebagai pendukung program pendidikan di sekolah. Sehingga program bimbingan tidak berjalan maksimal di sekolah. Selain itu pelaksanaan bimbingan banyak dilakukan sebatas nasehat dan dilaksanakan pada saat terjadi permasalahan saja oleh guru bimbingan dan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika yang dihadapi guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling, serta mengetahui upaya yang dihadapi guru BK dalam mengatasi permasalahan dalam bimbingan tersebut. Untuk menganalisis penelitian ini maka digunakan teori tentang definisi bimbingan dan konseling, keterampilan konselor, dan problematika yang dihadapi oleh guru BK. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Data yang diperoleh merupakan hasil dari wawancara dengan responden dan informan, kemudian dideskripsikan dalam bentuk narasi. Data yang diperoleh diklasifikasikan dan dianalisis, kemudian disajikan. Penelitian ini menghasilkan temuan-temuan, yaitu: pertama, problematika yang dihadapi Guru BK dalam Memberikan Layanan Bimbingan dan Konseling di MAN I Kandangan timbul karena: bimbingan dan konseling berpusat pada masalah permukaan saja, guru BK belum mampu mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah, kurangnya dukungan dari sistem yang ada di sekolah, konselor sering tidak bisa menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik. Kedua, Upaya guru BK dalam menghadapi problematika bimbingan dan konseling di MAN I Kandangan belum maksimal. Meskipun tidak mendapat jam mengajar secara pasti. Seorang konselor dapat melakukan banyak hal. Karena tugas seorang konselor tidak semata menyelesaikan masalah. Tapi dapat pula mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki siswa. Jadi pada dasarnya seorang konselor harus mempunyai inisiatif agar memiliki peran yang penting, sebagaimana pentingnya bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan.