Dinamika Berpikir Positif pada Remaja yang Memiliki Ibu yang Berkarir di Partai Politik (Studi Kasus di Kota Banjarmasin)
Daftar Isi:
- Nisa Fitria Olfah: 1201451416, Dinamika Berpikir Positif pada Remaja yang Memiliki Ibu yang Berkarir di Partai Politik (Studi Kasus di Kota Banjarmasin), Skripsi, 2016, Pembimbing: (1) Dr. M. Zainal Abidin, M. Ag, (2) Mubarak, M. A. Kata kunci: Berpikir Positif, Remaja. Tidak bisa dipungkiri, perkembangan dunia dan pengalaman menyajikan hal yang lain untuk perempuan. Seiring dengan laju pesatnya gerakan yang mengusung perjuangan keseteraan gender, semakin banyak pula kita jumpai kaum perempuan yang turut andil dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Hal ini selanjutnya memberikan predikat kepada perempuan yang memiliki pekerjaan dengan gelar “wanita karir”. Permasalahannya muncul ketika ibu berkarir memiliki waktu lebih banyak untuk pekerjaannya sehingga anak merasa kurang mendapat perhatian dan kurang menerima kasih sayang dari sang ibu, yang menyebabkan timbulnya rasa kecewa anak kepada ibunya. Selain rasa kurang diperhatikan, dalam kenyataannya, reaksi anak yang ditinggal ibunya bekerja biasanya malas belajar, tidak memperlihatkan prestasi yang baik, suka mengeluh, akan merasa leluasa melakukan hal apapun karena tidak ada pengawasan, dan sebagainya. Pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1). Bagaimana relasi anak dengan ibu yang berkarir di partai politik, 2). Faktor apa saja yang mempengaruhi anak berpikir positif, dan 3). Nilai apa saja yang terbentuk dari berpikir positif tersebut. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study). Data penelitian ini dikumpulkan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini mengambil empat orang remaja yang berada di Banjarmasin yang memiliki ibu yang berkarir di partai politik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pertama, relasi ke empat subjek dengan ibu yang berkarir di partai politik adalah dekat dan baik-baik saja, karena subjek yang peneliti wawancara adalah dengan ibu yang sudah belasan tahun bergelut di bidang politik. Kedua, faktor yang mempengaruhi berpikir positif pada ke empat subjek memiliki ke khasan masing-masing, yaitu dukungan sosial, kepercayaan, introspeksi diri, dan pengalaman orang lain. Ketiga, nilai yang terbentuk dari dinamika berpikir positif juga mempunyai ke khasan masing-masing bagi ke empat subjek, yaitu mandiri, optimis, dan motivasi.