Relasi Agama Dan Sains Menurut Seyyed Hossein Nasr Dan Ian G Barbour (Studi Perbandingan Pemikiran Tokoh Islam dan Kristen
Daftar Isi:
- Selvia Santi, 1201411299, Relasi Agama Dan Sains Menurut Seyyed Hossein Nasr Dan Ian G Barbour (Studi Perbandingan Pemikiran Tokoh Islam dan Kristen. Pembimbing: (I) Arni M. Fil. I. (II) Rahmadi M.Pd.I Kata kunci: relasi, agama, sains Penelitian ini berlatar belakang pada pemikiran tokoh kristen dan tokoh muslim mengenai relasi agama dan sains, latar belakang yang diantaranya meliputi latar belakang kesejarahan agama dalam memandang sains dan sebaliknya sains memandang agama yang memengaruhi pemikiran tokoh Seyyed Hossein Nasr dan Ian G Barbour. Permasalahan yang diteliti adalah: bagaimana latar belakang pemikiran Seyyed Hossein Nasr dan Ian G Barbour mengenai relasi agama dan sains, bagaimana pemikiran relasi agama dan sains menurut kedua tokoh tersebut, apa saja persamaan dan perbedaan pemikiran antara kedua tokoh dan peran pemikiran tokoh tersebut di era kontemporer. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan teknik analisis deskriptif dan komparatif. Pada analisis deskriptif dilakukan analisis dengan cara memaparkan pemikiran Seyyed Hossein Nasr dan Ian G. Barbour secara deskriptif, yakni memberikan gambaran yang objektif dan sistematis mengenai pemikiran keduanya. Kemudian, ananlisis data menggunakan analisis komparatif, yaitu membahas kembali uraian Seyyed Hossein Nasr dan Ian G Barbour dengan mengacu pada tinjauan umum tentang relasi Agama dan Sains dengan membandingkan pemikiran keduanya yang meliputi persamaan serta perbedaan pemikiran kedua tokoh. Melalui teknik analisis deskriptif dan komparatif penelitian ini menghasilkan temuan-temuan: bahwa pemikiran mengenai relasi agama dan sains pada tradisi dua agama, yaitu Islam dan Kristen secara historis sangat memengaruhi pemikiran para tokoh yang berada dalam naungan agama tersebut, mereka masih di bayangi beban sejarah yang harus dipikul dalam merekonstruksi konsep pemikiran relasi agama dan sains kedalam sebuah hubungan yang lebih apresiatif. Temuan lainnya yaitu meskipun kedua tokoh berasal dari latar belakang agama yang berbeda, namun mereka memilki beberapa kesamaan cara pandang dalam menilai relasi agama sains. Adapun persamaan pemikiran antara Nasr dan Barbour ialah pada tiga hal, yaitu relasi agama dan sains dikaji secara historis, krisis etika lingkungan sebagai masalah yang sebenarnya terjadi dan solusi integrasi antara agama dan sains lebih kepada pendekatan filosofis dan metafisis. Adapun perbedaan pemikiran antara Nasr dan Barbour yaitu meliputi tiga hal, diantaranya argumen mereka mengenai kedudukan sains, objek agama yang mereka teliti kemudian dikaji dan di integrasikan ke dalam sains dan yang terakhir tanggapan mereka mengenai isu dalam relasi agama dan sains, yaitu teori evolusi Darwin.