Tradisi Perkawinan pada Masyarakat Suku Jawa Blitar di Desa Purwosari Baru Kecmatan Tamban Kabupaten Barito Kuala

Main Author: Ricky Sandi, Kurniawan
Format: Bachelors NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://idr.uin-antasari.ac.id/237/1/BAB%20I.pdf
http://idr.uin-antasari.ac.id/237/2/BAB%20III.pdf
http://idr.uin-antasari.ac.id/237/3/BAB%20IV.pdf
http://idr.uin-antasari.ac.id/237/
Daftar Isi:
  • Tradisi perkawinan suku Jawa Blitar ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan ketika ada perkawinan dalam sanak saudara mereka, dan sudah menjadi tradisi turun temurun dari nenek moyang. Dari sini penulis ingin mengangkat judul tersebut karena ada beberapa pokok permasalahan terkait dengan antar kepercayaan agama Islam dan tradisi perkawinan tersebut. Dalam penelitian ini yang di angkat ialah permasalah antara keterkaitan kepercayaan yang masih mengandung mistik dengan latar belakang nenek moyang dengan ajaran agama Islam, kemudian penulis juga mengangkat sebagian besar tradisi-tradisi suku Jawa sehingga menjadi pengetahuan. Kemudian metode penilitian penulis dalam karya ilmiah ini adalah penelitian lapangan (Fild Research)dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber baik itu melalui data langsung dengan melihat tradisinya dan mencari data melalui wawancara dengan berbagai responden bersama para tokoh adat dan masyarakat. Dari data-data yang sudah diperoleh, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa antara tradisi perkawinan suku Jawa Blitar di Desa Purwosari Baru dengan ajaran agama Islam cukup bertentangan dimana yang meliputi, kepercayaan, dan tata cara pelaksanaannya, kemudian ada beberapa tahap dalam pelaksanaan tradisi perkawinan tersebut diantaranya ialah melamar (pinangan), sisetan (ikatan), menyekar (ziarah), kemudian perkawinan. Adapun mengenai tempat berada di mempelai perempuan, selain itu tradisi perkawinan juga dipimpin oleh komandan atau ketua adat mereka sering menyebutnya dungkih.