Desain Perbaikan Fasilitas Aktivitas Penggorengan Keripik Tempe Berdasarkan Analisis Postur Kerja (Studi Kasus di UKM Melati Jaya, Malang)
Main Authors: | Diky Firmansyah, Panji Deoranto, Rizky Luthfian Ramadhan Silalahi; Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya |
---|---|
Format: | Peer-reviewed Paper application/pdf Proceeding |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
SNTEKPAN
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://conference.itats.ac.id/index.php/sntekpan/2017/paper/view/6 |
Daftar Isi:
- UKM Melati Jaya merupakan salah satu UMKM di kota Malang yang bergerak di bidang pengolahan keripik tempe, dengan semua proses dilaksanakan manual. Hal ini dapat mengakibatkan adanya angguan musculoskeletal pada pekerja akibat dari postur kerja yang tidak baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendesain perbaikan fasilitas aktivitas penggorengan keripik tempe berdasarkan analisis postur kerja menggunakan REBA dan analisis antropometri. Penelitian ini diawali dengan pengisian kuesioner Nordic Body Map oleh tiga orang pekerja bagian penggorengan. Hasil kuesioner Nordic Body Map menunjukkan pekerja bagian penggorengan mengeluhkan keadaan sakit dan sangat sakit yang dialami dari pekerjaannya yaitu sebesar 100% (bahu kiri dan kanan), 66,67% (lengan atas kiri dan kanan), 100% (punggung), 66,67% (lengan bawah kanan dan kiri), 100% (pergelangan tangan kanan dan kiri), dan 100% (tangan kanan dan kiri). Hasil analisis postur kerja proses penggorengan menggunakan metode REBA menunjukkan tingkat risiko 2 (rendah) untuk kegiatan mencampur tempe dengan adonan, tingkat risiko 7 (sedang) untuk kegiatan penggorengan, dan tingkat risiko 3 (rendah) untuk kegiatan penirisan. Desain perbaikan fasilitas dilakukan pada meja penggorengan, dengan melakukan perubahan ukuran meja untuk menyesuaikan antropometri pekerja. Tinggi meja yang sebelumnya 45 cm ditambah menjadi 81 cm, untuk mengatasi postur kerja membungkuk ketika pekerja menggoreng keripik tempe. Panjang meja dirubah dari 120 cm menjadi 156 cm, untuk mengakomodasi panjang rentang lengan pekerja agar dapat bekerja lebih nyaman. Analisis postur kerja apabila desain perbaika diterapkan menunjukkan potensi penurunan risiko kegiatan penggorengan menjadi tingkat risiko 2 (rendah).