ASAL-USUL NAMA KECAMATAN SAMBUTAN DI KOTA SAMARINDA TINJAUAN ANTROPOLINGUISTIK

Main Authors: Saputri, Annisa Pardeya, Sulistyowati, Endang Dwi, Hanum, Irma S.
Format: Article info application/pdf eJournal
Bahasa: eng
Terbitan: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman , 2020
Subjects:
Online Access: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/2736
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/view/2736/pdf
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JBSSB/article/downloadSuppFile/2736/310
Daftar Isi:
  • Nama sebuah wilayah yang memiliki sejarah cerita rakyat yang beredar di masyarakat. Salah satu Kecamatan yang ada di Kota Samarinda. Kecamatan Sambutan merupakan wilayah dengan dominan penduduk pendatang Skripsi ini membahas proses pembentukan nama dan makna dari nama Kecamatan Sambutan di Kota Samarinda serta keterhubungan bahasa, budaya dan pola pikir dari relativitas bahasa Sapir-Whorf. Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan proses pembentukan nama, makna dan keberterimaan relativitas Bahasa Sapir-Whorf pada nama Kecamatan Sambutan di Kota Samarinda tinjauan Antropologi Linguistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan wawancara ke masyarakat di Kecamatan Sambutan. Merekam tuturan narasumber sebagai data. Selanjutnya diperkuat dengan studi pustaka yakni dengan arsip-arsip pemerintahan di Kelurahan dan di Kecamatan serta arsip perpustakaan daerah Kota Samarinda.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa. Pertama, Nama Kecamatan Sambutan berasal dari kata dasar sambut yang mengalami proses morfologi yaitu proses afiksasi. Bentuk afiks yang terdapat pada proses nama Kecamatan Sambutan ada tiga jenis, yaitu prefiks, simulfiks dan sufiks. Terdapat empat makna leksikal pada proses pembentukan nama Sambutan. Kedua, hubungan antara bahasa, budaya dan pikiran masyarakat dalam relativitas bahasa Sapir-Whorf ada kaitannya dengan nama Kecamatan Sambutan. Masyarakat bersuku Banjar memiliki budaya saling tolong-menolong, saling menjalin silaturahmi, dan saling menerima pemberian. Sehingga pola pikir masyarakat sehari-harinya terbentuk kosa kata peristiwa-peristiwa tersebut. Akhirnya masyarakat Banjar menggunakan bahasa sambut-menyambut yang artinya tolong-menolong ketika ada hajatan atau acara lainnya. Budaya masyarakat Banjar ini yang menjadi cerminan dalam penamaan Kecamatan Sambutan.