Alternatif Model Proses Produksi Air Bersih Berbasis Lean Dan Setting Parameter Untuk Minimasi Waste

Main Author: Tamjidillah, Mastiadi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/9651/
Daftar Isi:
  • Kebutuhan air bersih sangat penting bagi kehidupan masyarakat seperti keperluan rumah tangga, industri dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut penduduk memerlukan ketersediaan yang cukup oleh penyedia air bersih yang memenuhi standar kesehatan. Sehingga kebutuhan suplai air baku menjadi penting untuk menjaga kualitas dan ketersediaan untuk kehidupan manusia. Agar kualitas air bersih selalu baik diperlukan usaha-usaha seperti mendesain kualitas dari awal melalui setting parameter yang meminimasi waste dan ramah lingkungan. Dengan menggunakan metode green Taguchi yang berkaitan dengan efisiensi, mendesain parameter untuk mengurangi waste dari awal rancangan. Peranan lean manufaktur diperlukan untuk meminimasi waste dan setting parameter pada proses pengolahan air bersih. Untuk mengurangi nilai waste dan penyebabnya dengan perbaikan setting parameter antara air baku, poly aluminium chloride (PAC) dan stroke pompa. Interaksi antara seven waste digambarkan dengan model hubungan antara waste menggunakan smart PLS (partial least squares smart). Informasi yang didapat dari setiap waste menjadi masukan dalam proses setting parameter pada proses pencampuran. Dari analisis PLS interaksi antara seven waste pada lean produksi air bersih didapatkan waste over processing yang paling berpengaruh sebagai masukan pada setting parameter. Dengan variasi setting parameter air baku seperti 5 lt/s, 10 lt/s, 15 lt/s, 20 lt/s dan 25 lt/s dan % konsentrasi PAC 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm dengan stroke pump 15 %, 20 %, 25%, 30% dan 35 %. Pada alternatif model yang diusulkan terlihat variabel pengaruh langsung over processing terhadap Minimize Waste adalah valid (AVE) 0,920 dengan nilai GoF sebesar 0,556 memenuhi nilai 0 <GoF< 1. Sedangkan linearitas over processing X6 dan Y1 proses mixing menggunakan ANOVA terlihat hubungan antar variabel tersebut signifikan p < 0,05. Nilai R-Square yang dihasilkan sebesar 0,760 menunjukkan korelasi sangat baik. Hasil tersebut dapat di intepretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena minimasi waste sebesar 76,0%. Dengan variasi tingkat kekeruhan water supply dapat diprediksi melalui model optimum proses mixing dengan variasi medium 14 dan 15 ppm koagulan. Hasil rata-rata model prediksi tersebut diperoleh dari maksimum pada medium level 15 ppm untuk kondisi 5-7 NTU tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kekeruhan air dengan model ini menurun dan sesuai standar kesehatan untuk air bersih. Dengan penggunaan model Optimum process mixing = 15% ppm PAC + 15 lt/s + 15 % pump stroke, dapat menurunkan kekeruhan setiap perubahan range kekeruhan 2 point, seperti range 5-7 NTU dan 7-9 NTU dan seterusnya.