Pengaruh Jarak Sengkang dari Metode Jaket Beton Bertulang Bambu pada Kolom Beton Bertulang Ringan

Main Author: Rudiyanto, Redita Putri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/9213/
Daftar Isi:
  • Kolom merupakan elemen terpenting pada suatu bangunan sehingga perlu perhatian khusus dalam perencanaannya. Keruntuhan pada satu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan collapse (runtuhnya) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (ultimate total collapse) seluruh strukturnya. Semakin maju perkembangan pembangunan konstruksi saat ini, semakin banyak juga metode untuk melakukan perkuatan pada struktur kolom. Salah satunya yaitu concrete jacketing. Metode concrete jacketing merupakan metode perkuatan atau perbaikan beton dengan cara menyelimuti beton yang telah ada dengan beton tambahan yang terdiri dari beton dan tulangan. Pada penelitian ini tulangan longitudinal akan menggunakan material bambu petung dan sengkang baja. Terdapat 4 jenis kolom retrofit yang akan diteliti, yakni kolom retrofit kode A.3 dengan menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 9.3 cm, kolom retrofit kode A.4 dengan menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 4 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 14 cm, kolom retrofit kode B.3 dengan menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 5 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 9.3 cm dan kolom retrofit kode B.4 dengan menggunakan tulangan longitudinal bambu sebanyak 8 buah dengan ukuran 10 x 10 mm dan dengan jarak antar tulangan transversal 14 cm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemasangan tulangan dan jarak sengkang pada kolom retrofit A.3 dengan kolom retrofit A.4 dan juga efektivitas pemasangan tulangan dan jarak sengkang pada kolom retrofit B.3 dengan B.4. Hasil penelitian didapatkan bahwa, Kolom retrofit A.3 yaitu dengan jarak 9 cm lebih efektif karena kolom retrofit A.3 memiliki daktilitas yang lebih besar yaitu sebesar 67.42% dari kolom retrofit A.4. Walaupun kolom retrofit A.4 memiliki beban tekan ultimate 16.08% lebih besar dibanding dengan beban tekan maksimum kolom retrofit A3. Kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit A.4 juga lebih tinggi 113% dari kekakuan dan modulus elastisitas kolom retrofit A.3. Hal ini sesuai dengan teori bahwa semakin rapat jarak sengkang maka kolom akan semakin efektif. Hasil penelitian didapatkan juga bahwa, kolom retrofit B.4 lebih efektif dibandingkan dengan kolom retrofit B.3. Hal ini dikarenakan dari hasil pengujian menunjukkan bahwa kolom retrofit B.4 memiliki daktilitas yang lebih besar yaitu sebesar 7.9% dari kolom retrofit B.3. Seharusnya jarak sengkang lebih rapat mempunyai daktilitas yang lebih besar. Diduga terjadi kesalahan pada metode pengecoran sehingga terjadi ketidakseragaman pada data statistik kolom retrofit B.3 dan B.4.