Analisis Produktivitas pada Proses Produksi dengan Metode Objective Matrix
Daftar Isi:
- PG. Djombang Baru merupakan pabrik gula yang berada di Jombang dan berdiri sejak tahun 1895. Dalam pelaksanaan proses produksi, PG. Djombang Baru mengalami penurunan hasil produksi dari tahun 2011 hingga tahun 2014. Salah satu faktor yang menyebabkan hasil produksi gula menurun setiap tahun adalah jumlah jam berhenti tinggi pada masing-masing stasiun kerja. Perusahaan mengalami permasalahan pada efisiensi yang ditandai dengan berkurangnya jam mesin yang tersedia akibat adanya downtime. Permasalahan tersebut perlu ditindaklanjuti dengan melakukan analisis pengukuran produktivitas untuk mengetahui key performance indikator mana yang memiliki performansi rendah dan memerlukan perbaikan. Metode pengukuran produktivitas yang digunakan adalah Objective Matrix, dimana metode tersebut dapat memantau produktivitas disetiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keadaan perusahaan. Pembobotan KPI dibuat dengan menggunakan Analytical Hierachy Process (AHP) yang kemudian hasil pembobotan digunakan dalam perhitungan pengukuran produktivitas dengan Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System. Setelah melakukan pengukuran produktivitas dengan OMAX dan Traffic Light System diketahui kriteria yang memliki level rendah sehingga perlu dianalisis penyebab dasarnya. Pada penelitiannya analisis penyebab dasar dari kriteria yang memiliki level rendah menggunakan faul tree analysis (FTA). Berdasarkan hasil pengukuran produktivitas, dari 26 KPI yang terindentifikasi diantaranya 8 KPI berwarna hijau, 7 KPI berwarna kuning dan 11 KPI berwarna merah. Nilai indeks produktivitas berfluktuatif pada tahun 2014. Nilai indeks produktivitas tertinggi berada pada periode 3 yaitu sebesar 18,427%, sedangkan nilai indeks produktivitas terendah berada pada periode 10 yaitu sebesar -26,609%. Nilai produktivitas tahun 2015 yang memiliki nilai tertinggi berada pada periode 7 yaitu sebesar 1,184%. Sedangkan nilai indeks produktivitas terendah berada pada periode 2 yaitu sebesar -7,846%. KPI yang berwarna merah dilakukan identifikasi penyebab dasar menggunakan fault tree analysis (FTA). Hanya KPI yang berwarna merah yang dilakukan analisis penyebab dasar karena membutuhkan tindakan perbaikan dengan segera. Penyebab dasar dari KPI yang berwarna merah tersebut adalah penggantian komponen terlambat dan kelalaian operator. Rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah implementasi preventive maintenance dan pengukuran bahan baku tebu sebelum masuk ke mesin giling.