Daftar Isi:
  • Objek pada penelitian ini merupakan perusahaan penghasil filter rokok di Indonesia. Filter yang dihasilkan dikelompokkan dalam 6 jenis, filter menthol, NWA, CPA/CPS, cavitek, dual shape dan ROA yang dalam prosesnya memiliki aktivitas yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaan produksi filter di perusahaan terdapat beberapa proses, proses pada departemen quality control memiliki tugas penting memastikan apakah produk sudah sesuai kebutuhan pelanggan sebelum dilanjutkan ke bagian inspeksi akhir dan packaging. Permasalahan yang sering terjadi adalah ketika kinerja laboratorium quality control tidak cepat dan tanggap, maka ini akan berpengaruh akan terjadinya keterlambatan produk di aktivitas-aktivitas selanjutnya, sedangkan dalam laboratorium quality control sendiri terdapat ketidakteraturan pembagian aktivitas kerja yang menyebabkan kinerjanya pun menjadi tidak teratur dengan beban jam kerja bervariasi yang melebihi jam shift kerja pada beberapa stasiun kerja. Oleh karena itu perlu diadakannya penyeimbangan pembagian aktivitas agar pembebanan kerja menjadi seimbang yang dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi jam lembur karyawan di laboratorium quality control. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan data waktu aktivitas pada laboratorium quality control dengan metode stopwatch time study. Kemudian dilakukan analisa keseimbangan lintasan dengan tipe mixed model line balancing yang menyesuaikan dengan banyaknya produk yang dihasilkan dan dilakukan perhitungan dengan metode ranked positional weight untuk susunan stasiun kerja dan lintasan stasiun baru, dengan sebelumnya telah mengetahui urutan aktivitas (precedence diagram) serta cycle time yang ditentukan berdasarkan jumlah permintaan konsumen tertinggi agar susunan lintasan yang baru dengan pembagian tugas seimbang nantinya dapat mengatasi jumlah permintaan berapapun jumlahnya. Kemudian hasil dari metode ranked positional weight akan dijadikan solusi awal pada metode simulated annealing dengan 2 tahap yang menggunakan software MATLAB, dimana tahap pertama bertujuan meminimalkan jumlah stasiun kerja dan tahap kedua bertujuan meminimalkan beban kerja pada stasiun kerja dan antar stasiun kerja. Penelitian menunjukkan bahwa jumlah stasiun terbaik dengan pembagian tugas seimbang adalah 9 stasiun kerja, dengan beban pada stasiun kerja bernilai 19,526% dan beban antar stasiun kerja 14,739%, memberikan perbaikan nilai dari kondisi aktual dengan perbedaan sebanyak 3,074% untuk BWS dan 11,84% untuk BS. Dibandingkan dengan kondisi aktual, hasil stasiun kerja dari metode ranked positional weight dan metode simulated annealing berjumlah lebih banyak, namun nilai beban kerja pada stasiun kerja dan antar stasiun kerja lebih kecil serta waktu stasiun kerja tidak melebih dan tidak jauh berbeda dari nilai cycle time, sehingga dapat dikatakan hasil pembagian aktivitas baru lebih merata dan seimbang. Pada kondisi aktual dan metode ranked positional weight, nilai beban kerja pada stasiun kerja dan antar stasiun kerja menunjukkan perubahan signifikan, namun hasil antara metode ranked positional dan metode simulated annealing tidak menunjukkan perubahan yang terlalu signifikan.