Karakteristik Nyala Api Laminer pada bunsen burner berbahan bakar LPG dengan penambahan Gas CO2

Main Author: Sembiring, Omical Asanta
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/9201/
Daftar Isi:
  • Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan bahan bakar semakin meningkat, hal ini menyebabkan keterbatasan bahan bakar akan semakin meningkat. Bahan bakar yang merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharukan menjadi persoalan karena penggunaan bahan bakar yang selalu dibutuhkan. Apabila tidak ada tindak lanjut dari pemerintah untuk mengatasi hal ini, maka bahan bakar akan semakin menipis. Berdasarkan hal tersebut, para peneliti banyak mencari solusi dari permasalahan krisis bahan bakar dengan cara mencari energi alternatif dari alam untuk dapat menanggulangi krisis bahan bakar tersebut. Salah satunya adalah dengan diciptakannya LPG (Liquefied Petroleum Gas) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif dikarenakan persediaannya yang masih dapat dikatakan mencukupi, ramah lingkungan dan mudah didapat di masyarakat Kecepatan api laminer merupakan sebuah parameter penting dalam masalah pembakaran dikarenakan berisi informasi mendasar mengenai reaktivitas, difusivitas, dan exothermicity. Pada penelitian ini menggunakan Bunsen burner dikarenakan pembuatan alat yang juga relatif lebih mudah dengan ukuran luas penampang burner yang sama. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Bilangan Reynolds antara campuran udara, liquefied gas petroleum dengan penambahan gas CO2 sebesar : 1222; 980; 784; 588; dan 392 dengan equivalence ratio sama sebesar 0,98. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan api laminer ( SL) dengan bilangan Reynolds yang lebih besar, akan meningkat dan menurun, selain itu semakin tinggi bilangan Reynolds maka kecepatan api laminer (SL) semakin menurun, tinggi api semakin meningkat, sedangkan temperatur nyala api meningkat kemudian kembali turun seiring kenaikan bilangan Reynolds. Sementara semakin tinggi equivalence ratio makan kecepatan api laminer (SL) semakin menurun. Dengan penambahan gas CO2, temperatur api akan menurun, tinggi api akan meningkat dan kecepatan api laminer (SL) akan meningkat dan menurun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Semakin kecil equivalence ratio maka kecepatan api laminer (SL) semakin tinggi, sedangkan temperatur nyala api semakin meningkat sampai dengan keadaan stokiometri kemudian kembali menurun dan tinggi api semakin tinggi seiring kenaikan equivalence ratio.