pengaruh kedalaman pondasi dan rasio panjang pondasi terhadap daya dukung tanah pasir pada pondasi persegi dengan jarak lapis pertama geogrid (u/b=0,3) dan jarak antar lapis geogrid (h/b=0,2)
Main Author: | Arviananda, Ovy Ellen |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/917/1/Ovy%20Ellen%20Arviananda.pdf http://repository.ub.ac.id/917/ |
Daftar Isi:
- Pondasi dangkal merupakan jenis pondasi yang sering digunakan untuk bangunan rumah tinggal karena memiliki biaya konstruksi yang ekonomis jika dibandingkan dengan jenis pondasi lain. Pondasi dangkal hanya bisa digunakan pada kondisi tanah yang baik dengan yang mampu menerima tegangan yang diterima oleh pondasi. Dengan meningkatnya jumlah penduduk sementara lahan pembangunan dengan kondisi tanah yang layak semakin sempit, maka perlu adanya alternatif untuk bisa mendirikan bangunan di atas tanah yang memiliki kondisi yang kurang baik. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pada pemodelan fisik tanah pasir tanpa perkuatan dan dengan perkuatan geogrid untuk pondasi dangkal berbentuk persegi. Variasi yang diterapkan pada pengujian sampel berupa panjang pondasi dan jarak antar lapis perkuatan geogrid. Fokus pokok dari penelitian ini adalah membandingkan daya dukung tanah pasir tanpa perkuatan dengan daya dukung tanah pasir yang diberi perkuatan dan memukan kondisi variabel optimum agar didapat daya dukung yang maksimum. Penelitian dilakukan dengan pemodelan tanah pasir bergradasi buruk dengan RC 85%. Permulaan dalam pembuatan model adalah dengan membuat tujuh lapisan tanah pasir sesuai dengan kepadatan yang direncanakan dengan tinggi tiap lapisnya 10 cm dan berat tanah yang dimasukkan sesuai dengan kontrol volume tanah. Setelah semua lapisan dipadatkan untuk kemudian diletakkan pondasi pada kedalaman yang sudah ditentukan. Pembebanan diberikan menggunakan dongkrak hidrolik. Pembacaan beban dan penurunan pondasi dibaca melalui load cell dan LVDT tiap kenaikan beban 20 kg sampai model mengalami keruntuhan. Metode tersebut diterapkan untuk semua model dengan variasi panjang pondasi (12x12 cm , 12x18 cm dan 12x24 cm) dan kedalaman pondasi (0,3B , 0,45B dan 0,6B) , menggunakan jarak antar geogrid 0,2B , dengan jumlah perkuatan geogrid (n) sebanyak 3 lapis dan jarak vertikal lapis pertama geogrid dari dasar pondasi sebesar 0,3B. Hasil penelitian memperlihatan bahwa penerapan perkuatan geogrid memberikan peningkatan daya dukung yang cukup signifikan. Nilai daya dukung maksimum terjadi pada kondisi panjang pondasi (L) sebesar 1B (12x12 cm) dan kedalaman pondasi (Df) sebesar 0,3B (3,6 cm). Nilai daya dukung didapatkan semakin menurun dengan meningkatnya nilai L (dari 1B ke 2B) dan Df (dari 0,3B ke 0,6B). Hasil analisis BCR juga menunjukkan nilai peningkatan daya dukung yang maksimum jika dibandingkan dengan nilai daya dukung tanpa perkuatan terjadi pada kondisi L = 1B dan Df = 0,3B. Sehingga dalam penelitian ini nilai panjang pondasi 1B dan kedalaman 0,3 B merupakan kondisi optimum dalam penerapan perkuatan geogrid.