Pengembangan Pariwisata Melalui Pelestarian Kesenian Reyog Ponorogo Dalam Mewujudkan City Branding (Studi Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Ponorogo)

Main Author: Dewi, Rhisna Dyah Aliska
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/9146/
Daftar Isi:
  • Dikenalnya Ponorogo dengan sebutan Kota Reyog secara tidak langsung menuntut Pemerintah Daerah harus mampu menjadikan kesenian reyog di Kabupaten Ponorogo berbeda dengan yang ada di daerah lain. Pengelolaan kesenian reyog di Kabupaten Ponorogo menjadi sebuah hal yang harus tetap dilaksanakan agar kesenian reyog tetap dapat berkembang sehingga dapat tetap dinikmati oleh generasi muda. Pemkab Ponorogo memiliki peran penting atas kebijakan social menentukan arah pembangunan daerah Kabupaten Ponorogo secara mikro maupun makro sekaligus bertanggungjawab terhadap penggalian, pengembangan dan pengelolaan secara sistematis atas keseluruhan potensi termasuk didalamnya kesenian reyog sebagai warisan tradisi maupun sebagai asset budaya dan pariwisata. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuaitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana. Penelitian dilakukan dengan melakukan Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan Pariwisata Melalui Pelestarian Kesenian Reyog Ponorogo dalam Mewujudkan City Branding yang dikoordinir oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Ponorogo dilakukan dengan(1)Membentuk city branding. Hal ini dilakukan dengan Pemilihan reyog sebagai sebuah Attributes, mengangkat keunikan maupun ciri khas yang dimiliki didalam kesenian reyog ponorogo (Differentation), Membangun cerita dari reyog ponorogo berdasarkan sejarah untuk meyakinkan pengunjung (Messages),meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung dan tinggal di Kabupaten Ponorogo (ambasadorship).(2) Pengembangan Pariwisata. Hal ini dilakukan dengan Kegiatan promosi melalui media massa, sosial media, pengadaan event, dan penjualan pernak-pernik khas, peningkatan aksesbilitas yakni dengan meningkatkan perbaikan terhadap kondisi sarana jalan dan prasarana penerangan jalan, pengembangan SDM yang dilakukan dengan mengadakan pembinaan, pelatihan dan pendataan untuk 340 grup reyog yang telah dibentuk oleh masyarakat, melakukan kampanye nasional sadar wisata dengan membentuk Kelompok Sadar Wisata. Mengacu pada hasil analisis tersebut terdapat 2 saran yaitu, 1) Pemerintah Kabupaten Ponorogo seharusnya melakukan perbaikan sarana penunjang pariwisata seperti perbaikan kondisi jalan, serta pengadaan fasilitas penerangan jalan. Selain itu, sektor kepariwisataan harus ditunjang dengan perencanaan yang matang dan tertata, yang dapat dilakukan dengan penyusunan Master Plan Kepariwisataan. 2) Pemanfaatan teknologi informasi perlu ditingkatkan untuk mengenalkan dan mempromosikan keunikan dan kekyaan kesenian reyog yang dimiliki oleh kabupaten ponorogo.