Perencanaan Perawatan Mesin TBR DT Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II Pada Departemen Continuous Filament Twisting (CFT) di PT. XYZ
Main Author: | Arios, Vijai Siingoton |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8926/1/BAGIAN%20DEPAN.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/2/BAB%20I.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/3/BAB%20II.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/4/BAB%20III.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/5/BAB%20IV.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/6/BAB%20V.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/8/08%20LAMPIRAN.pdf http://repository.ub.ac.id/8926/ |
Daftar Isi:
- Persaingan industri disertai dengan perkembangan teknologi yang pesat adalah suatu tantangan bagi industri-industri untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produknya. Untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas, diperlukan dukungan proses produksi yang efektif dan efisien, diantaranya terletak pada mesin. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. PT. XYZ sendiri masih menerapkan strategi corrective maintenance, dimana berdasarkan data yang ada masih terdapat tingkat downtime yang tinggi pada mesin TBR DT mencapai 51.845 menit. Mesin TBR DT ini berfungsi untuk memberikan twist pada masing-masing ply (helai) benang agar dapat saling mengikat. Mesin TBR DT memerlukan perbaikan strategi perawatan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II untuk menentukan strategi perawatan yang optimal. Proses penentuan strategi perawatan ini diawali dengan penentuan komponen kritis menggunakan diagram pareto melalui parameter waktu downtime tiap komponen. Setelah komponen kritis terpilih, dilakukan penentuan startegi perawatan menggunakan RCM II decision diagram dengan bantuan tahap Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dengan hasil yang dituangkan pada RCM II decision worksheet. Kemudian dilakukan penentuan jenis distribusi dan parameter data Time to failure (TTF) dan data Time to Repair (TTR) menggunakan minitab 18. Parameter yang didapat digunakan untuk menentukan nilai Mean Time to Failure (MTTF) dan Mean Time to Repar (MTTR). Kemudian dilakukan proses perhitungan interval perawatan (TM) dengan perbandingan total biaya perawatan. Perhitungan perbandingan keandalan komponen dan mesin menggunakan nilai MTTF dan TM. Perhitungan availability rate menggunakan perbandingan waktu corrective dan waktu preventive. Hasil dari penelitian ini didapatkan komponen kritis, yakni komponen bobbin, fan heatsink inverter dan clutch ring flange dengan strategi perawatan preventive. Untuk komponen bobbin dan clutch ring flange memerlukan strategi perawatan scheduled dicard task dan komponen fan heatsink inverter memerlukan strategi perawatan scheduled restoration task. Dari strategi perawatan tersebut didapatkan peningkatan keandalan mesin sebesar 65,68% dan availability rate komponen bobbin meningkat 14,26%, fan heatsink inverter meningkat 27,08% dan clutch ring flange meningkat 25,03%. Interval perawatan untuk komponen bobbin sebesar 5608,49 jam, fan heatsink inverter sebesar 553,78 jam dan clutch ring flange sebesar 626,45 jam.