Daftar Isi:
  • Pencapaian suatu sasaran strategis yang telah dibuat perusahaan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran kinerja. Dalam pengukuran kinerja terdapat indikatorindikator kinerja, dimana nilai dari indikator-indikator kinerja inilah yang menjadi tolak ukur dari pencapaian sasaran strategis perusahaan. Pengukuran kinerja yang dilakukan PT Bank Tabungan Negara (Persero) selama ini tidak memperhatikan kebutuhan seluruh stakeholdernya dengan ditunjukkan tidak adanya indikator kinerja dari aspek investor, pemasok, tenaga kerja dan masyarakat. Hal tersebut membuat Bank BTN mengalami kendala dalam mencapai sasaran strategis yang mencakup keempat aspek tersebut, yaitu perbaikan proses pengadaan untuk meningkatkan kualitas operasional, mendorong kemandirian keuangan melalui inklusi finansial yang bertujuan meningkatkan akses keuangan formal kepada masyarakat, membangun kebanggan bersikap laku profesional dan mengurangi pegawai yang menghambat budaya organisasi dan memberikan sustainable value kepada investor. Oleh karena itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) perlu melakukan pengukuran kinerja secara menyeluruh dan terintegrasi dengan memperhatikan kebutuhan dari tiap stakeholdernya. Integrated Performance Measurement System (IPMS) merupakan model yang tepat dalam melakukan sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi dan menyeluruh, dimana model ini menjadikan keinginan stakeholder sebagai titik awal dalam melakukan perancangan sistem pengukuran kinerjanya dan akan menghasilkan Key Performance Indicator (KPI) dari tiap stakeholder tersebut. Penggunaan metode IPMS ini dikombinasikan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menghitung bobot dari masing-masing KPI yang teridentifikasi. Selain itu juga digunakan Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk menilai kinerja tiap KPI dan mengetahui KPI mana yang memerlukan perbaikan. Berdasarkan scoring system dengan menggunakan OMAX dan Traffic Light System didapatkan 36 KPI berada dikategori hijau yang menandakan KPI tersebut telah mencapai atau melebihi target yang ditentukan, 11 KPI berada dikategori kuning yang menandakan perusahaan perlu berhati-hati terhadap kinerja KPI tersebut dan 3 KPI berada dikategori merah yang menandakan kinerja dari KPI tersebut berada jauh dibawah target yang ditentukan dan memerlukan perbaikan dengan segera. Rekomendasi perbaikan yang diajukan untuk KPI yang berada dikategori merah ada tiga, yaitu memperkuat komposisi pendanaan untuk memperbaiki kinerja loanable fund ratio, membuat jadwal pemeliharaan preventif menggunakan metode age replacement untuk mengurangi persentase kerusakan fasilitas kerja dan penggunaan sistem voting dalam penentuan jadwal regular meeting dengan pihak mitra dan kolaborator dan tempat regular meeting akan diadakan di aula menara Bank BTN untuk memudahkan pengaturan jadwal regular meeting dengan mitra dan kolaborator.