Pengaruh Antosianin Ubi Jalar (Ipomoea Batatas L.) Varietas Ungu Kultivar Gunung Kawi Terhadap Indeks Apoptosis, Ekspresi Fas Pada Sel Epitel Endometrium Dan Ketebalan Endometrium Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Ovariektomi
Main Author: | Fitriasnani, Meirna Eka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/8913/ |
Daftar Isi:
- Menopause adalah suatu proses fisiologis pada wanita yang terjadi pada usia sekitar 45-55 tahun yang didefinisikan sebagai berhentinya menstruasi secara permanen selama satu tahun berturut-turut. Pada masa menopause terjadi perubahan hormonal yaitu menurunnya hormon estrogen. Estrogen merupakan antioksidan kuat yang memberikan perlindungan terhadap stress oksidatif dalam masa reproduksi. Pada menopause karena terjadi penurunan hormon estrogen mengakibatkan terjadinya peningkatan stress oksidatif. Pada proses stress oksidatif terjadi kerusakan DNA, lipid peroksidasi dan protein peroksidasi. Hal ini memicu pengeluaran protein mitokondria lepas ke dalam sitoplasma. Pelepasan protein mitokondria ke dalam sitoplasma ini menginisiasi terjadinya program apoptosis. Salah satu sumber antioksidan dari tumbuhan adalah antosianin yang banyak terkandung dalam ubi jalar ungu. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan bahwa antosianin ubi jalar (Ipomoea batatas L.) varietas ungu dapat menurunkan indeks apoptosis, menurunkan ekspresi Fas sel epitel endometrium dan meningkatkan ketebalan endometrium tikus putih (Rattus norvegicus) betina ovariektomi. Desain penelitian ini adalah true experimental dengan rancangan Randomized post only control group design. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) betina usia 9-12 minggu dengan berat badan 150-250 gram sejumlah 30 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif serta kelompok dengan pemberian antosianin ubi jalar ungu dosis 20 mg/kg BB(A1), dosis 40 mg/kg BB (A2), dosis 80 mg/kg BB(A3). Dilakukan ovariektomi dan ditunggu sampai hari ke-28 post ovariektomi untuk dilakukan pengecekan pH vagina untuk memastikan tikus sudah dalam keadaan menopause kemudia diberikan paparan antosianin ubi jalar ungu selama 30 hari. Indeks apoptosis diperiksa dengan menggunakan Tunnel Assay, Ekspresi Fas diperiksa dengan menggunakan IHC sedangkan ketebalan endometrium dengan pewarnaan Hematoxylin Eosin. Data dianalisis dengan bantuan SPSS 20 dan dilakukan uji normalitas, homogenitas, Independent Sample T Test, One Way Annova, dan korelasi Pearson. Hasil penelitian didapatkan bahwa indeks apoptosis, ekspresi Fas pada kelompok kontrol positif menunjukkan penurunan yang signifikan dibandingkan kelompok kontrol negatif yang dibuktikan dengan uji Independent Sample T Test (p-value<0,05). Ketebalan endometrium pada kelompok kontrol positif juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan melalui uji Independent Sample T Test dengan nilai p-value<0,05. Berdasarkan Uji One Way Annova pada variabel indeks apoptosis didapatkan hasil bahwa nilai p-value <0,05 yang berarti pemberian antosianin ubi jalar ungu pada dosis 20mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB menyebabkan penurunan indeks apoptosis secara signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Pemberian antosianin ubi jalar ungu juga terbukti menurunkan ekspresi Fas secara signifikan pada sel epitel endometrium dibandingkan dengan kelompok kontrol positif pada dosis 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB dengan menggunakan analisis statistik Uji One Way Annova (p-value<0,05). Uji One Way Annova juga menunjukkan peningkatan ketebalan endometrium pada dosis 20 mg/kg BB, 40 mg/kgBB dan 80 mg/kg BB dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Berdasarkan uji korelasi Pearson didapatkan hasil nilai p-value = 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa antara indeks apoptosis dan ekspresi Fas memiliki hubungan yang bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar 0,874 dengan arah positif dengan kekuatan korelasi yang kuat yang berarti semakin menurun indeks apoptosis maka semakin menurun pula ekspresi Fas pada sel epitel endometrium tikus putih (Rattus norvegicus) ovariektomi. Berdasarkan uji ix korelasi Pearson didapatkan hasil nilai p-value = 0,000<0,05 yang artinya antara indeks apoptosis dan ketebalan endometrium memiliki hubungan yang bermakna. Nilai korelasi Pearson sebesar -0,810 dengan arah negatif dengan kekuatan korelasi kuat yang berarti bahwa semakin menurun indeks apoptosis pada sel epitel endometrium maka semakin meningkat ketebalan endometrium pada tikus putih (Rattus norvegicus) ovariektomi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ovariektomi dapat meningkatkan indeks apoptosis, ekspresi Fas sel epitel endometrium dan menurunkan ketebalan endometrium. Pemberian antosianin ubi jalar ungu terbukti mampu menurunkan indeks apoptosis dan ekspresi Fas pada sel epitel endometrium dan meningkatkan ketebalan endometrium. Berdasarkan hasil penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemberian antosianin dalam dosis yang rendah dan waktu paparan yang lebih lama.