Penyelesaian Vehicle Routing Problem With Time Windows (VRPTW) Pada Proses Pendistribusian dan Penjemputan Paket Menggunakan Linear Programming
Daftar Isi:
- PT. Pos Indonesia (Persero) adalah salah satu perusahaan terbesar yang melayani pengiriman paket dan surat di Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan milik negara atau salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kantor pos Lumajang merupakan kantor pos utama yang mengatur sistem pengiriman paket di wilayah kabupaten Lumajang. Kantor pos ini melakukan tugas pendistribusian paket dengan alamat tujuan wilayah kabupaten Lumajang. Selain melakukan pendistribusian barang kiriman, dilakukan penjemputan paket di 16 kantor pos cabang kecamatan yang akan dikumpulkan di kantor pos pemeriksa kabupaten Lumajang. Saat ini proses pendistribusian dan penjemputan paket hanya dilakukan oleh 2 mobil box dengan time windows antara pukul 07.00 – 11.00 WIB untuk pendistribusian, dan pukul 12.30 – 16.30 WIB untuk penjemputan. Karena keterbatasan armada hanya 12 kantor pos cabang yang bisa dikunjungi oleh mobil box. 4 kantor pos cabang yang tersisa harus dilayani dengan sepeda motor. Penentuan rute yang diterapkan saat ini hanya intuisi dari manajer PORSTRAN (Proses Transportasi dan Antaran). Oleh karena itu perlu digunakan suatu metode khusus untuk mengatasi masalah tersebut, sehingga dimungkinkan untuk didapatkan rute yang lebih efisien. Penentuan rute untuk mendapatkan biaya yang optimal dilakukan dengan menggunakan metode linear programming. Metode linear programming akan menghasilkan nilai global optimal dari seluruh kemungkinan yang ada. Pada metode ini akan dibuat model matematis yang terdiri dari variabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi kendala. Formulasi yang telah dibuat akan di solve dengan bantuan software Lingo. Sebelum melakukan solve, formulasi yang ada harus diterjemahkan dalam sintaks software Lingo terlebih dahulu. Hasil komputasi dari proses solve menggunakan software Lingo akan di interpretasi untuk melihat nilai biaya optimal. Setelah biaya optimal. Selanjutnya akan dilakukan analisis sensitivitas untuk melihat apakah terjadi perubahan nilai solusi optimal, jika jumlah paket mengalamai perubahan antara antara –20% sampai +20% dari rata – rata jumlah paket selama tahun 2016. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa rute dengan biaya optimal adalah rute hasil dari linear programming. Perbedaan rute optimal dan existing terjadi pada rute 1, 2, dan 4. Sedangkan untuk rute 3,5, dan tetap sama. Total biaya rute existing yaitu sebesar Rp. 377.024, sedangkan total biaya pada rute linear programming yaitu sebesar Rp. 373.154. Selisih dari total biaya kedua rute tersebut sebesar Rp. 3.870 (1,03 %) untuk satu hari kerja, atau senilai Rp. 96.750 per bulan atau senilai Rp. 1.161.000 setahun. Total jarak tempuh rute existing yaitu sebesar 468 km, sedangkan total jarak tempuh pada rute linear programming yaitu sebesar 448 km. Selisih dari total jarak tempuh kedua rute tersebut sebesar 20 km (4,27 %) untuk satu hari kerja atau 500 km per bulan atau 6000 km per tahun.