Relokasi Gempa Bumi Morowali 24 Mei 2017 Menggunakan Metode Modified Joint Hypocenter Determination (Mjhd)

Main Author: Abriyani, Dian Okta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8867/1/Dian%20Okta%20Abriyani.pdf
http://repository.ub.ac.id/8867/
Daftar Isi:
  • Pulau Sulawesi adalah suatu wilayah yang memiliki tatanan lempeng tektonik yang kompleks karena letaknya berada di daerah triple junction yaitu pertemuan tiga lempeng tektonik besar diantaranya: lempeng Eurasia, lempeng Philippine-Sea dan lempeng Pasifik. Sehingga, menyebabkan wilayah tersebut rawan akan terjadinya gempa bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merelokasi hiposenter gempa bumi Morowali, Sulawesi Tengah, 24 Mei 2017 dan gempabumi susulannya menjadi lebih akurat dengan menggunakan metode Modified Joint Hypocenter Determination (MJHD). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inversi MJHD untuk merelokasi gempa bumi utama dan gempa bumi susulan dengan menggunakan koreksi stasiun, sedangkan untuk pemetaan relokasi menggunakan Generic Mapping Tool (GMT) dan MJHD. Data yang digunakan sebanyak 28 event gempa bumi, terdiri dari 1 gempa bumi utama dan 27 gempa bumi susulan, dengan rentang waktu kejadian gempa bumi dari 24 Mei 2017 hingga 24 Juni 2017. Stasiun seismik yang digunakan untuk relokasi sebanyak 26 stasiun dengan 19 stasiun mencatat phase P, dan 7 stasiun mencatat phase P dan S. Gempa bumi utama sebelum direlokasi terletak pada koordinat longitude (y) 122.19 derajat, latitude (x) -2.78 derajat di kedalaman 12 kilometer dan setelah direlokasi berubah posisi menjadi longitude (y) 122.1614 derajat, latitude (x) -2.8211 derajat dengan kedalaman 23,9 kilometer. Hasil dari sesudah relokasi sebaran gempa bumi susulan dapat diidentifikasikan bahwa bidang patahan yang terjadi dilapangan, dengan dilihat dari penampang C-D pada bidang nodal 1 yaitu strike 116o, dip 56o dan slip -11o. Sedangkan, hasil plotting sebaran episenter gempa menunjukkan sebagian event gempa berada di sepanjang patahan Matano dan sebagian berada pada patahan kecil atau kemenerusan dari patahan Matano di daerah penelitian. Rata-rata RMS waktu tempuh menurun dari 1,22 detik menjadi 0,64 detik. Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini data gempa bumi hasil sesudah relokasi menjadi lebih akurat.