Studi Genetika Aksesi F1 Hasil Persilangan Konvensional Jeruk Siam Mamuju (Citrus nobilis)

Main Author: Saputra, Dani Adi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/8735/
Daftar Isi:
  • Jeruk adalah komoditas buah-buahan yang menjanjikan bagi masyarakat Indonesia. Data ekspor dan impor jeruk di Indonesia menunjukkan pada tahun 2015 kebutuhan impor jeruk yang didatangkan dari luar negeri sebesar 106.140 ton. Jenis jeruk Siam Mamuju memiliki potensi yaitu dari segi kualitas rasa dan kemampuan tumbuh tanaman yang dapat diperbanyak pada dataran rendah (lahan gambut) maupun dataran tinggi. Identifikasi morfologi dan molekuler merupakan tahapan akhir dari proses seleksi tanaman jeruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman pada aksesi dan mendapat informasi proporsi sifat genetik yang diwariskan dari kedua tetua pada tiap aksesi F1 hasil persilangan. Hipotesis yang digunakan adalah kontribusi tetua betina lebih besar dibanding kedua tetua jantan pada 2 persilangan jeruk dengan analisa secara morfologi dan molekuler. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO) Tlekung, Kecamatan Junrejo Kota Batu, Jawa Timur pada bulan Maret-Juni 2017. Alat yang digunakan antara lain: mortar, pestel, gelas ukur, erlenmeyer, timer, breaker glass, stirer, mikropipet, timbangan analitik, vortex, tabung eppendorf, mesin spektrofotometer, autoclave, waterbath, mesin centrifuge, mesin elektroforesis, mesin PCR dan alat Biodoc Analize. Bahan yang digunakan adalah 40 aksesi tanaman jeruk F1 (hasil persilangan konvensional yaitu Soe (♂) X Siam Mamuju X; Satsuma (♂) X Siam Mamuju (♀)) dan digunakan 3 tetua sebagai kontrol yaitu Siam Mamuju, Keprok Soe, Keprok Satsuma. Bahan kimia yang digunakan yaitu Buffer ekstraksi (CTAB, NaCl, Tris HCl pH 8.0, EDTA), Merkaptoethanol, PVP, CHISAM (Chloroform, Isoamilalkohol), buffer pencuci, buffer TE, RNAse, ethanol, isopropanol, DNA lambda, DNA ladder, ddH2O, agarosa, buffer elektroforesis (TAE/TBE), loading dye, ethidium bromida dan menggunakan 6 primer terdiri dari SSR (TAA15, CAT01, TAA41) dan ISSR (ISSR 3, ISSR 7, ISSR 8). Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif berdasarkan cluster untuk melihat kedekatan tiap aksesi pada ketiga tetua. Hasil identifikasi pada 40 aksesi dengan masing-masing tetua menunjukkan terdapat keragaman. Secara morfologi kuantitatif aksesi P5 hasil persilangan Siam Mamuju dan Satsuma menunjukkan ke 20 aksesi berbeda dengan kedua tetua, pada aksesi P6 menujukkan terdapat 17 aksesi yang dekat dengan tetua Soe, dan 3 aksesi dekat dengan tetua Siam Mamuju. Secara morfologi kualitatif terdapat 9 aksesi P5 yang dekat dengan tetua Siam Mamuju dan 11 aksesi berbeda dengan kedua tetua, pada aksesi P6 menunjukkan 10 aksesi dekat dengan tetua Soe dan 10 aksesi yang dekat dengan tetua Siam Mamuju. Hasil identifikasi molekuler menunjukkan bahwa ke 20 aksesi P5 dekat tetua siam Mamuju dan 20 aksesi P6 juga dekat dengan tetua Siam Mamuju. Diketahui dari seluruh hasil identifikasi bahwa tetua Siam Mamuju memiliki proporsi sifat dominan secara genetik pada 40 aksesi F1.